Share

Part36

Tanpa kami sadari, rupanya Mama sudah ada di dapur. Saking asyiknya kami mengobrol hingga tak mendengar suara langkah kaki Mama.

“Eh, anu, Buk. Tadi Mas Raka datang.” Bik Inah dengan cepat menjawab.

“Raka? Mau apa dia kemari?”

Aku dan Bik Inah saling menoleh. Apa lagi alasanku kali ini agar Mama tak semakin marah dan membenci anak laki-lakinya itu.

“Jawab, Delima!” Sepertinya Mama tak sabar menunggu jawaban.

“Anu, Ma. Mas Raka hanya menanyakan kabar Delima aja.”

“Terus?”

“Mas Raka tidak mau menceraikan Delima, Ma.” Aku tak bisa lagi menyembunyikannya.

“Kamunya gimana?” Aku mengernyit. Pertanyaan macam apa itu. Jelas-jelas aku sudah bilang ingin cepat-cepat bercerai.

Apalagi melihat kelancangan Mas Raka tadi. Andai aku masih terus menjadi istrinya, dia pasti akan terus mencoba mendapatkan apa yang dia inginkan. Apa lagi saat ini Mbak Silvi belum juga bisa melayaninya layaknya seorang istri. Pada siapa lagi dia tuntaskan hasratnya itu, kalau bukan padaku.

“Bagaimana, Delima?” Mama mengu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status