Beberapa hari kemudian, kami pergi ke suatu desa dan menginap di sebuah vila besar yang memiliki sekitar tiga puluh kamar. Di aula utama vila tersebut, kami semua berkumpul.Ketua dewan siswa mengatakan, "Disini tidak ada kamar pelayan maupun penjaga, berarti tidak ada pelayan maupun penjaga di vila ini. Kegiatan diselenggarakan selama tiga hari dua malam! ... Cobalah bertahan hidup! Jadwal kegiatan sudah ditentukan bersama! Tidak ada pertanyaan lagi!" Pangeran Agnreandel segera menghampiriku yang sedang mengangkat sebuah tas besar. Ia segera menggunakan sihirnya untuk mengangkut semua peralatan kelompok kami. 'Dari akademi, aku membawa beberapa pakaian ganti, beberapa bumbu masak, peralatan masak, alat makan minum, bahan makanan, bahkan selimut, handuk, sabun cuci, sikat gigi, sabun mandi dan peralatan mandi lainnya.''Kelompok ditentukan sendiri dalam pengurusan kebutuhan makan dan kebutuhan lain di luar kegiatan utama. Aku sekelompok dengan pangeran Agnrean
Setelah Finne memakan suapan terakhirnya, ia mengatakan, "Terima kasih sudah membiarkan ku ikut bergabung dengan kelompok anda, Lady Viyuranessa! Padahal aku sendiri hanyalah rakyat jelata! Bahkan hidangan yang anda buat sangat enak! Aku bersyukur dengan ini!"Saat aku menoleh ke dirinya, Finne tersentak dan segera menundukkan kepalanya.Setelah meletakkan sendok makan ke mangkuk yang sudah kosong, aku mengatakan pada Finne, "Aku juga berterima kasih atas sayuran-sayuran itu! Sayuran yang kamu bawa sangat segar! Sayuran itu juga yang membuat hidangan ini sangat lezat! Apa kamu menanamnya sendiri?"Finne mengangguk, "Aku berlatih mengendalikan sihir air ku dengan rutin menyirami semua tanaman yang ku tanam!""Cara yang menarik! Aku juga jadi ingin melihat semua tanaman yang kamu tanam!" Finne tersentak saat ia mendengar perkataanku yang tertarik dengan tanaman yang ia tanam. Ia berpikir, 'Lady Viyuranessa tertarik dengan itu!? Apa ia tidak masalah melihat tanaman yang ditanam rakyat j
Aku mengepangkan rambutku ke samping lalu segera turun dari pohon secepat kilat dan menghampiri Neanraken. Aku meraih ikat kepala dari rambut pirangnya, "Aku ambil ini, tuan Neanraken!" Neanraken tersentak saat aku tiba-tiba berada di belakangnya dan mengambil ikat kepalanya. Saat ia menoleh ke belakang, ia hanya melihat sebuah aliran listrik yang tertinggal.'Aku kalah!' pikirnya.Selanjutnya, aku berlari secepat mungkin hingga aku menemukan seorang lady dengan ikat kepala berwarna hijau. Karena kecepatan kilat ini, saat aku mencuri ikat kepalanya, lady itu tidak menyadarinya hingga ia merasa heran kemana ikat kepalanya hilang.Satu jam kemudian, saat ini aku sudah mendapatkan tujuh ikat kepala yang menggantung di leherku. Banyak dari mereka yang tersentak disaat aku tiba-tiba berada di belakang mereka dan beberapa dari mereka tidak menyadari ikat kepala mereka sudah tidak melekat di rambut mereka. Aku mengumpulkannya dari mereka yang ku temui diperjalanan ku menuju ke tempat ini,
Saat fajar hampir tiba, aku masih mencoba meraih benda kuning yang melekat dengan rambut hitam pangeran Agnreandel. Di sisi lapang yang kami gunakan untuk bertanding, teman sekelas ku dan Neanraken Oestiarl bersembunyi dibalik semak-semak memperhatikan kami."Lady Viyuranessa... Apa ia baik-baik saja!?" Ucap Finne."Tapi, ia masih bersemangat!" Ucap Alfrelina Yarne. "Ia sangat memukau dan tidak gentar sedikitpun melawan putra mahkota!"Leitte Verk menggesek-gesek dagunya sambil memperhatikan pertandingan itu, "Ouwh! Pertarungan tanpa sihir. Sepertinya... lady Viyura mengerahkan seluruh kemampuan demi melawannya! ... Aku penasaran apa yang membuatnya berkeinginan memenangkannya! Apakah kemungkinan ada taruhan!?"Leitte Verk menoleh ke sosok Neanraken Oestiarl. Neanraken Oestiarl hanya mengangguk.Tubuhku sudah dipenuhi dan dibanjiri oleh keringat karena energi yang sudah terkuras hampir tidak bersisa. Nafasku bahkan sudah ngos-ngosan. Pertandingan ini sangat mempertaruhkan stamina untu
"Kamu..." Pangeran Agnreandel mendorong bahuku dan menyingkirkan bantal yang menutupi tubuhku. Tangannya menumpu di bahuku. Ia menatap tajam sepasang mataku. "... kamu berani memerintah ku?!"Karena dorongannya, aku berbaring. Dari bentuk ekspresi wajahku, aku terlihat heran hingga dahiku semakin mengkerut. "Memerintah apaan sih!? Aku mau berganti pakaian, jangan dilihat! Ini memalukan, bodoh!" Aku menyentuh tubuhnya untuk mendorongnya agar segera menjauhi dariku namun kekuatannya lebih besar dariku. "Apa salahnya menunjukkan tubuhmu itu kepadaku!?""..."'Tubuh ini sudah berumur tiga belas tahun, tentunya aku sudah pubertas! Dan pastinya memalukan dilirik oleh orang sepertimu! Ini memalukan pangeran bodoh!' umpat ku dalam hati.Bukannya malah menyingkir, ia malah terus memperhatikan setiap inci tubuhku. Ia bahkan menyentuh bagian perut ku dan memperhatikannya, "Pinggang mu terlihat lebih ramping jika dilihat langsung!"Tubuhku sentak terkejut merasa rangsangan tiba-tiba itu. Dahiku
"Kalau begitu... Ku rasa Lady Viyura yang menentukannya!" Ucap Leitte Verk dengan penuh percaya diri."Huh!?" Aku tersentak."Aku juga setuju kalau Lady Roseary yang menentukannya!" Ucap Alfrelina Yarne."A, aku juga!" Ucap Finne.Dengan tatapan datar, aku mengatakan, "Bukankah kalian yang menginginkan kemenangan ini!?""Kami hanya menginginkan kemenangan, dan tidak peduli dengan hukuman itu. Pesonaku akan semakin tenar karena rumor kemenangan ini," ucap Derald Felixis sambil unjuk gigi."Aku hanya ingin menang," ucap Leitte Verk.'Ya mereka adalah tipe orang yang menginginkan kemenangan,' pikirku sambil menghela nafas. "Baiklah! Kalau begitu... Hukuman untuk yang kalah itu..."Aku berpikir sejenak dan setelah menentukan hukuman mereka, aku mengatakan, "... Menghibur semua penduduk pada desa itu! Misalnya pertunjukkan bernyanyi, menari, drama monolog, dialog atau apalah itu! Atau unjuk kemampuan kalian seperti pertunjukan sihir! Atau bahkan mempertunjukkan pertarungan sihir! Pokoknya
Meskipun ia mendengar ucapan Genisya Verk, Pangeran Agnreandel segera mengabaikannya dan pergi ke menelusuri jurang itu. Saat ia masuk ke jurang, ia melihat cahaya menyilaukan yang berasal dari suatu gua.'Apa ia yang membuat cahaya itu!?' pikir pangeran Agnreandel. Ia segera menuju gua itu dan memasukinya dan masuk lebih dalam. Ia tertegun saat ia melihat keindahan di dalam gua itu. Sebuah danau terbentang luas tertampak dengan kilauan berbagai jenis permata di dalamnya.Saat aku menyadari seseorang sedang berdiri di pintu masuk tempat ini, aku segera menoleh ke dirinya. Hingga saat itu, tatapannya berhenti ke sosokku yang sedang duduk santai di atas batu datar dan bersandar di dinding gua."Yu!" Ia segera menghampiriku dan duduk di sebelahku. "Aku mencarimu dan saat aku dengar dari wanita itu, ia mendorongmu ke jurang.""Ah, iya... Aku tidak sengaja menemukan gua ini dan segera masuk ke sini," ucapku. "Disini lumayan nyaman untuk menghindarinya!"Ia memperhatikan setiap seluk beluk
Semua anggota dewan siswa sudah kembali ke akademi. Saat aku memasuki kamar ku dan mengunci pintu, aku segera merebahkan diriku di kasur dan menghela nafas."Haaa... Ini melelahkan!"Belum puas aku berbaring, seseorang mengetuk pintuku. Dengan berat hati aku segera beranjak dan menuju pintu. Saat aku membukanya, tertampak seorang gadis berambut lurus sebahu berwarna toska."Selamat malam, Lady Viyuranessa Roseary!""Selamat malam, Lady Frossel!"Ia menunjukkan padaku sebuah surat undangan. "Ini undangan ulang tahun saya yang akan diadakan beberapa hari lagi! Saya harap anda dapat meluangkan waktu anda untuk menghadirinya!"Aku segera mengambil undangan tersebut, "Terima kasih atas undangannya!""Baik, kalau begitu saya permisi!" Jesshiena Frossel segera berbalik. Setelah itu, ia melihat pangeran Agnreandel yang sedang menuju ke kamarnya. Ia segera menghampirinya dan memberikan surat undangan itu. Setelah melihat mereka, aku segera berbalik dan memasuki kamar dengan wajah yang murung.