"Oh, itu benda yang kamu maksud. Aku juga baru kali ini melihatnya secara langsung.""Aku sudah meminta Derald melakukan penelitian yang berhubungan dengan hal ini.""Kamu sudah memikirkan hal itu? Aku pernah memberi saran tentang hal ini kepada Raja. Sepertinya, mereka sulit memahaminya.""Aku sudah membaca semua saran yang kamu tuliskan kepada ayahku sebelumnya. Aku akan merealisasikan semuanya. Karena itu... Bukankah kamu seharusnya lebih mengandalkan diriku daripada mereka?" Rean menunjukkan seringai yang seolah-olah mengejek keputusanku yang sering mengandalkan orang lain dibandingkan dirinya. Aku segera mengalihkan arah pandangan."Ya, bagaimana lagi? Kamu itu terlalu sulit didekati! Jalan pikiranmu itu sulit diprediksi," ucapku sambil membuang muka.Wajahku kembali datar. Aku terdiam dan berpikir, 'Ia akan merealisasikan semua yang ku pikirkan... Aku merasa senang.'Ia tercengang melihat raut wajahku yang berubah. Dari tanpa ekspresi menjadi bersemangat bahkan dihiasi dengan s
"Lihatlah Lady Jenius itu, adiknya lebih berkarisma.""Lihatlah Lady Jenius itu hanya diam saja, apakah ia tidak bisa menari? Hem, bukankah tentunya pria mana yang ingin mengajaknya menari?""Lihatlah Lady Jenius itu, gaun yang ia gunakan sama seperti yang ia gunakan pesta dansa kemarin. Apakah ia tidak memiliki banyak gaun sehingga menggunakan gaun usang itu lagi?"***Saat aku masih kecil, aku pernah di kerumun oleh banyak lady seumuran denganku, mereka tidak henti mengatakan banyak kata hina yang membuatku kesal."Lady Jenius! Kamu itu tidak berguna sebagai wanita bangsawan! Apa itu dengan gaunmu itu!? Usang!""Betul itu! Contohkan saja adikmu itu! Lihatlah mana yang lebih baik! Bukankah lebih baik kamu menjadi rakyat jelata saja? Hahahaha!""Setiap pesta menggunakan pakaian ini terus. Bukankah keluargamu kaya? Adikmu bahkan selalu memakai pakaian model bagus dan terbaru.""Bukankah Lady Jenius sama sekali tidak dicintai keluarganya?""Hahahaha!" Mereka tertawa.Melihat mereka memb
Seorang wanita berambut perak kebiruan yang panjangnya hingga melewati pinggulnya, berdiri di atas panggung yang didirikan di tengah lapangan akademi. Guillotine tertampak jelas oleh mata blue diamondnya. Ia menunjukkan ekspresinya yang dingin. Tatapannya yang datar mengarah pada seorang Pangeran yang bersurai hitam. Tatapan tajam dari iris Red Diamond pria tersebut tidak lepas dari pandangan wanita dingin tersebut padahal terdapat wanita berambut pendek berwarna hijau toska di belakangnya yang melihatnya dengan iba. Gadis yang akan berakhir di guillotine, disuruh mengucapkan ucapan terakhir. Mata birunya masih mengarah pada Pangeran yang berjarak sekitar dua langkah darinya. Tatapan dingin gadis yang bernama Viyuranessa Roseary mulai berubah menjadi lembut. Ia tersenyum lebar."Aku mencintaimu.""Aku berharap atas kebahagiaanmu."Bilah tajam dari guillotine mulai ditarik oleh gravitasi bumi. Viyuranessa Roseary mempertahankan senyumannya dengan perasaan damai disaat ia mulai menutu
"Apa Lady Viyura bersikap aneh hari ini karena putra mahkota akan datang ke mansion ini untuk-?" ucap Klea."Apaan itu?!" tatapanku masih datar, padahal aku sedikit bingung."Pa-nge-ran??""Iya! Yang Mulia Pangeran Agnreandel Leansane Diamondver datang akan datang ke mansion ini untuk mengumumkan pertunangan dengan anda, Lady! Anda sangat menantikan ini dari kemarin-kemarin. Apa karena senangnya hingga lupa?"Aku mencerna ucapan Klea. Lalu, aku terpikirkan tentang peristiwa saat Viyuranessa berumur duabelas tahun.'Ternyata sudah kejadian yang ini, berarti aku saat ini sudah berumur dua belas tahun.'Aku menekan bibir bawahku dengan jari telunjuk. Lalu, mataku yang datar, tiba-tiba terbuka lebar.'Kesampingkan itu dulu, lebih baik aku menemukan keberadaan Azu. Semoga saja... dia merasuki orang itu!'Sebelum aku pergi ke kamar saudari Viyuranessa, Celzurunessi Roseary, aku harus merapikan diriku, mengingat diriku adalah bangsawan. Padahal sebelumnya aku tidak peduli dengan penampilanku.
"Apa kak Yu sudah baik-baik saja?""Ya. Tadi itu mungkin karena ingatan Viyuranessa yang tiba-tiba muncul di kepalaku.""Ingatan?"Aku mengangguk dan mengatakan, "Kemungkinan, kita akan mengingat semua kenangan mereka sebelumnya, Zu!""Oh."Aku dan adikku sedang berjalan melintasi mansion. Kami perlu menjelajahi kawasan ini tentunya untuk mengingat tata letak kediaman yang baru bagi kami. Meskipun, suasana kediaman baru kami ini terasa tidak asing bagi kami."Zu! Hal pertama yang harus kita siapkan itu... Sepertinya, kita memerlukan susu, Zu!" ucapku."Huh!? Untuk apa?" ucap Celzuru yang tentunya terheran. "Kalau untuk membuat susu stroberi, baru aku mau. Tapi, disini tidak ada blender. Kenapa jadi itu hal pertama yang harus disiapkan!?""Susu stroberi, tinggal dikocok manual juga bisa," ucapku. "Dengan susu, kita bisa membuat mentega, krim, keju, dan juga... mozarella. Jadi, kita bisa membuat pizza, spageti, dan... Ya, mengingat dimana kita sekarang, tidak mungkin aku harus memakan s
"Benar rumor katakan, anda sangat cantik. Dan ternyata anda lebih cantik jika terlihat dari dekat!" Pangeran itu melangkah mendekat untuk melihat wajah calon tunangannya lebih dekat. Aku masih merundukkan kepalaku dan berharap hari ini cepat berakhir. Merasa terhiraukan, dengan suara bisikan kecil, Putra Mahkota itu mengatakan kepadaku, "Apakah anda adalah bangsawan? Anda sungguh tidak sopan. Saya tidak pernah melihat bangsawan yang kurang ajar seperti anda. Seorang bangsawan itu selalu diajarkan untuk menegakkan kepalanya dan tersenyum. Apalagi, di hadapannya adalah seorang Putra Mahkota."Setelah mendengar ucapan Pangeran Agnreandel, mataku terbuka lebar karena terkejut. Dahiku mulai mengkerut hingga alisku tertarik mendekati celah kedua mata. Hinaan seperti itu, tidak masalah bagiku.Aku segera memejamkan mataku sebentar untuk mencerna ucapannya. Setelah menerima ucapan hina itu, aku segera mengembalikan wajah santaiku.'Aku harus melawannya! Itu yang kami rencanakan. Jangan menu
"Yu!?" gumamku. Aku baru sadar bahwa Pangeran Agnreandel menyebut nama singkatku yang hanya dipanggil saudariku. "Bukankah anda dari tadi memanggil saya dengan nama yang disebutkan adikku tadi? Anda tidak perlu memanggil nama terlalu singkat itu, Yang Mulia! Nama panggilanku itu Viyura.""Apa saya tidak boleh memanggil anda dengan nama itu? Kalau begitu, panggil saja aku dengan nama yang kamu inginkan!" ucap pangeran Agnreandel."Saya tidak keberatan karena itu hanyalah nama. Terserah anda!" ucapku."Baiklah, My Lady!" Pangeran Agnreandel segera berdiri. "Saatnya saya kembali."Aku ikut berdiri, "Terima kasih atas waktu berharga anda, Yang Mulia!"Bukannya segera keluar, Pangeran Agnreandel malah menghampiri ku yang merupakan tunangannya. Tatapannya tajam dan senyuman kejam khasnya, terukir di wajahnya tampannya. Aku hanya merundukkan kepalaku untuk menghindari tatapan Pangeran Agnreandel.Aku terkejut saat pangeran menarik tanganku hingga tubuhku tertarik mendekat kepadanya. "Yang M
Aku pergi ke ibu kota untuk pergi menjelajahi ibu kota. Di perjalan melintasi tengah kota yang tentunya banyak yang berlalu lalang di sekitarku. Semua hal menarik di sini aku hiraukan karena aku terus terbenam di pikiranku.'Kenapa di ingatan Viyuranessa hanya ada sosok pangeran itu, sih? Dan juga, ia hanya melihatnya dari jauh. Tidak ada percakapan dengannya, kecuali pertemuan mereka pertama kali. Tetapi, aku tidak tahu apa yang kami bicarakan.''Lalu... bukankah yang dilakukan Viyuranessa ini dinamakan stalker!''Mataku terbuka lebar disaat menyadari sesuatu, 'Apa jangan-jangan pangeran itu merasa terganggu karena sering diikuti, sehingga ia membencinya?!'Aku bergeleng, 'Tidak, ya enggak mungkinlah karena hal sepele itu! Ia juga tidak selalu menguntitnya, hanya saat ia pergi ke istana ataupun saat ia tidak sengaja melihatnya, pandangannya selalu memperhatikan Sang Pangeran.''Biasanya benci karena iri. Tapi di cerita itu, Viyuranessa tidak sangat berbakat dalam menggunakan sihir da