Aku pergi ke ibu kota untuk pergi menjelajahi ibu kota. Di perjalan melintasi tengah kota yang tentunya banyak yang berlalu lalang di sekitarku. Semua hal menarik di sini aku hiraukan karena aku terus terbenam di pikiranku.'Kenapa di ingatan Viyuranessa hanya ada sosok pangeran itu, sih? Dan juga, ia hanya melihatnya dari jauh. Tidak ada percakapan dengannya, kecuali pertemuan mereka pertama kali. Tetapi, aku tidak tahu apa yang kami bicarakan.''Lalu... bukankah yang dilakukan Viyuranessa ini dinamakan stalker!''Mataku terbuka lebar disaat menyadari sesuatu, 'Apa jangan-jangan pangeran itu merasa terganggu karena sering diikuti, sehingga ia membencinya?!'Aku bergeleng, 'Tidak, ya enggak mungkinlah karena hal sepele itu! Ia juga tidak selalu menguntitnya, hanya saat ia pergi ke istana ataupun saat ia tidak sengaja melihatnya, pandangannya selalu memperhatikan Sang Pangeran.''Biasanya benci karena iri. Tapi di cerita itu, Viyuranessa tidak sangat berbakat dalam menggunakan sihir da
"Bagaimana kalau bibi bekerja denganku saja?!"Mendengar penawaran ku, ia menyilang kan tangannya di depan dadanya. "Bekerja dengan mu?! Dunia orang dewasa bukan taman bermain, anak kecil!"Aku segera membuka tudung jubah yang ku kenakan sehingga ia bisa melihat warna dan iris mataku. Ia tersentak, kemudian tersenyum jahat. Bibi gemuk itu mengaktifkan sihirnya hingga tanah dibawahku naik dan menyelimuti tubuhku. Aku terperangkap oleh gundukan tanah padat tersebut.'Bodohkah dia!?' Rean tersenyum kaku. Ia berniat melangkah maju namun ia terhenti disaat melihat ekspresiku yang masih tenang."Menjadikan dirimu sandera, tentunya aku bisa dapat uang yang sangat banyak. Bukankah begitu, putri Duke Roseary!?" Ucap bibi itu."Yang aku tawarkan ratusan kali lipat dari harga yang anda pikirkan untuk menyandera ku! Dan aku akan membiayai perobatan suami anda dan jikalau suami anda sulit disembuhkan oleh dokter aku akan mencari cara untuk menyelamatkan suami anda, bibi!""Apa yang bisa dilakukan
Saat kami akan pulang, Countess Vivicy Lobart mengatakan kepadaku,"Terima kasih banyak, Lady Viyuranessa! Saya sangat berterima kasih atas bantuannya! Padahal saya sangat hina di waktu itu dan pastinya saya akan dilihat sangat menjijikan! Tetapi hanya anda yang berbeda! Saya sungguh berterima kasih!"Aku menggelengkan kepala lalu mengatakan, "Saya yang harus berterima kasih, bibi Vivi! Anda mempercayai saya dan juga bersedia bekerja bersama saya!"Disaat aku dan bibi Vivi sedang berbincang, adikku menghampiri Rean dan mengatakan,"Sebenarnya, apa yang kamu inginkan dari kakakku?!"Rean mendengar pertanyaan Celzuru dan mencernanya. Ia sempat berpikir lalu ia tersenyum, "Aku ingin semua darinya, keberatan?!""Huh... kamu gila?" Rean segera berbalik menuju kereta kuda dan diikuti Rennel.***Beberapa minggu kemudian, aku sedang mengunjungi perkebunan Stroberi bersama dengan adikku dan juga tunanganku. Aku menahan topi besar yang menutupi kepalaku dengan tangan saat angin mencoba menerb
Rean masih memeluk pinggangku. Aku pun gugup dengan wajahku yang merona merah. Karena malu, aku segera mencoba menyingkirkan tangan Rean, tetapi ia terlalu kuat."Rean!" Aku memasang wajah kesal. "Lepaskan! Atau ku setrum?!!""Oh... Kamu berani mengancam pangeran kejam yang sering dibicarakan orang-orang."Mendengar kata kejam, aku segera menatap Rean dengan sedih, "Kamu bangga akan itu... Kamu tahu, Rean! Kekejaman hanya akan menjatuhkanmu!"Merasakan pegangan Rean yang melemah karena memikirkan balas dendamnya, aku segera melangkah ke samping. 'Seperti dirimu di dalam novel itu... Meskipun kamu berhasil melakukan balas dendammu kepadaku, Viyuranessa memiliki dukungan karena kebaikan hatinya bahkan keluarganya yang diakui banyak orang. Orang-orang itu pun membangkang dan melakukan kudeta untuk menjatuhkannya.'Aku segera melangkah kembali dan berhenti. Aku segera berbalik dan menghampiri Rean. Aku meraih tangan Rean dan menariknya untuk mengikuti langkahku. "Apa kamu lupa, Rean? Bu
Aku meletakkan tiga buku tebal di atas meja dan menunjukkannya kepada Rean. "Ini beberapa buku yang sudah ku baca dan sudah disalin oleh sekretaris ayahku. Jadi, kamu dapat menyimpannya untukmu sendiri.""Baiklah, terima kasih!"Aku dapat melihat iris merah Rean yang penuh ambisi saat melihat-lihat isi buku tersebut."Sebenarnya masih banyak. Kalau sudah disalin, aku akan memberikannya padamu.""Baiklah! Akan ku tunggu!"Rean meletakkan buku yang ia pegang ke atas meja, lalu tatapannya menjadi serius menatapku."Sebelum itu, harus ku katakan. Sepertinya, aku tidak bisa sering berkunjung ke kediaman mu. Kamu tahu sebagai putra mahkota, ada banyak hal yang harus ku lakukan.""Ya aku tahu, aku tidak masalah untuk itu," ucapku dengan tersenyum, namun dibalik itu aku merasa sedih."Kamu bisa berkunjung ke istana, Yu!"Aku hanya mengangguk dengan sedih dan berpikir, 'Aku tidak ingin lebih dekat denganmu. Jadi, aku urungkan niat bertemu dengan mu di istana. Aku tidak ingin terjebak dengan ur
"Permisi!" ucap orang yang memegang kotak musik itu."Maaf karena telah mengganggu jalan anda! Apa suara itu berasal dari kotak itu? Suaranya sangat indah!" ucap Celzuru."Iya," ucap orang itu. "Aku yang membuatnya." Dengan wajah tersipu, ia mengatakannya.Celzuru memegang kedua bahu orang itu, "Luar biasa! Bagaimana caramu bisa membuatnya?! Oh, namaku Celzuru! Namamu?""Croinel!" ucapnya."Croinel! Kakakku mencari orang berbakat sepertimu! Bagaimana kalau kamu menemuinya!?""Dengan senang hati! Tapi, orang-orang mengatakan kalau alat yang ku buat sangat meresahkan. Apa itu tidak apa-apa?""Tentu saja!" ucap Celzuru sambil tersenyum."Oi!" Pangeran Agnreandel menatap tajam Celzuru."Apa!?" ucap Celzuru."Apa yang akan dilakukan Yu kepada anak ini?""Bukan urusanmu!" ucap Celzuru.Pangeran Agnreandel menatap tajam Celzuru, "Tentu saja itu urusanku karena ia adalah tunanganku!""Kakakku tidak sebodoh yang kamu pikirkan!" ucap Celzuru yang segera menarik tangan Croinel untuk segera mengik
Senrio dengan pakaian lengkap seorang kesatria sedang berpamitan dengan kedua saudarinya."Kak Sen pamit dulu, ya! Yu! Zu!" ucap Senrio sambil memeluk kedua adiknya."Iya, kak Sen! Hati-hati di jalan!" ucap Celzuru."Ini untuk kakak," ucapku sambil memberikan keranjang cantik yang berisi kue buatanku. "Dan.. Titip ini untuk pangeran Agnreandel!" Aku memberikan keranjang yang kedua."Untuk apa kak Yu membuatkan kue untuknya juga!? Lebih baik untukku saja!" ucap Celzuru."Tentu saja karena aku tunangannya! ... Aku hanya memberikan penghargaan karena ia telah berhasil mengatasi kasus penyakit itu."'Aku sangat senang hasil pemikiranku ini direalisasikan olehnya,' pikirku."Padahal, sebulan terakhir ini ia tidak menemui kakak," ucap Celzuru."Apa salahnya juga berbuat baik?" Aku tersenyum. "Dan anggap saja ucapan terima kasih karena sudah bersedia mengajak kita ke perkebunan kerajaan."Senrio hanya memandangi wajahku yang terlihat tulus. "Sepertinya, kamu sangat menyukainya, Yu!""Tentu
"Heldrik Verk! Aku tidak segan keliling restoran ini untuk mencarimu, kamu malah bicara dengan seorang rakyat jelata!""Kak Genisya... Itu maaf, aku tadi tersesat!""Kenapa sih restoran yang baru mendapatkan bintang lima, malah ada rakyat jelata. Mengotori pemandangan saja! Nafsu makan ku bisa saja berkurang."Aku berpikir, 'Genisya Verk... Warna rambut yang sama dengan Heldrik dan mata Jingga Berliannya, itu pastinya dia. ia adalah putri Duke Verk. Ia pastinya tidak menyukai Viyuranessa karena ia merasa kalah saing mengenai status tunangan putra mahkota.'"Siapa anda?!" Ia melirik ku dengan tatapan sinis. Ia memperhatikan wajahku dan ia sadar akan identitasku. "Owh, owh, owh! Apakah anda Viyuranessa Roseary?"Aku menurunkan kain jubah di atas kepalaku hingga menutup poniku."Apa-apaan pakaian itu? Anda seperti rakyat jelata! Apakah anda tidak malu meyandang status tunangan putra mahkota?!""Maaf anda salah orang!" Aku segera menghilang dari hadapannya dengan sihir listrik ku. Karena