Share

Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis
Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis
Penulis: _yukimA15

First Story: Viyuranessa Roseary

Seorang wanita berambut perak kebiruan yang panjangnya hingga melewati pinggulnya, berdiri di atas panggung yang didirikan di tengah lapangan akademi. Guillotine tertampak jelas oleh mata blue diamondnya. Ia menunjukkan ekspresinya yang dingin. Tatapannya yang datar mengarah pada seorang Pangeran yang bersurai hitam. Tatapan tajam dari iris Red Diamond pria tersebut tidak lepas dari pandangan wanita dingin tersebut padahal terdapat wanita berambut pendek berwarna hijau toska di belakangnya yang melihatnya dengan iba.

Gadis yang akan berakhir di guillotine, disuruh mengucapkan ucapan terakhir. Mata birunya masih mengarah pada Pangeran yang berjarak sekitar dua langkah darinya. Tatapan dingin gadis yang bernama Viyuranessa Roseary mulai berubah menjadi lembut. Ia tersenyum lebar.

"Aku mencintaimu."

"Aku berharap atas kebahagiaanmu."

Bilah tajam dari guillotine mulai ditarik oleh gravitasi bumi.

Viyuranessa Roseary mempertahankan senyumannya dengan perasaan damai disaat ia mulai menutup matanya.

***

"Cerita yang menyedihkan..."

Aku sedang berada di dalam kamarku. Memeluk bantal dan menempelkan daguku pada bantal tersebut. Aku memikirkan kejadian novel yang ku baca Sebelumnya.

Adik perempuanku memasuki kamarku.

"Kak Yui! Bukankah kemarin kakak punya novel itu?! Pinjam!"

"Sudah hilang," ucapku singkat.

"Hah!? Padahal, bukankah buku itu masih baru? Baru saja aku mau membacanya lagi! Makanya jangan ditaruh sembarang tempat!"

Adikku malah menceramahkan diriku.

"Terserah aku mau ngapain!"

Aku merasa kesal karena moodku yang jelek. Aku melempar bantal yang ada di pelukan ku ke wajah adikku.

"Beh... Ya, sudahlah. Aku akan pinjam ke temanku lagi!"

Adikku yang bernama Azu keluar dari kamarku.

"..."

Aku terdiam, merebahkan diriku di ranjang dengan raut wajahku yang murung.

"Bodoh!"

***

Diriku seorang wanita kuliahan yang hanya tinggal bersama dengan adikku bernama Azu yang umurnya tidak terlalu jauh dariku. Akhir-akhir ini, aku merasakan yang namanya cinta pertama, namun hal tersebut tidak berjalan lancar.

'Cinta bertepuk sebelah tangan cukup menyakitkan...'

'Aku tidak perlu memikirkannya.'

'Cukup pikirkan kehidupan kami dimasa depan.'

'Aku tidak ingin kehidupan kami berakhir buruk seperti cerita itu...'

Memikirkan hal tersebut, aku teringat dengan karakter antagonis di sebuah cerita novel yang memiliki sifat yang banyak kemiripan denganku.

'Kisah cintanya lebih sulit dariku... Daripada bertahan pada cinta yang bertepuk sebelah tangan, lebih baik menyerah dan mencari kebahagiaan yang lebih layak.'

Aku yang sedang memandang kue yang sengaja ku biarkan di hadapanku agar suhunya turun, pikiranku buyar dengan ucapan Azu,

"Bagaimana kalau kita tambahkan Cheese Cream di tengah kue ini, kak Yui?"

"O owh... Sudah ku katakan aku akan membuat Strawberry Shortcake. Kalau kamu menambahkannya, ya sudah beda lagi judulnya! Daripada mikir yang lain, lebih baik kamu potong saja stroberinya, Azu! Bukankah kamu sendiri yang tidak suka dengan cheese cream?"

"Bercanda doang, kak Yui sih bengong daritadi," gumam Azu.

Aku menatap adikku dengan ekspresi datar karena ia sering memberikan saran aneh kepadaku. Azu sengaja mengedipkan matanya dengan wajah polosnya kepadaku.

Iris mataku terlihat setengah bagian dan kembali menatap Spongecake yang sudah diletakkan Whipping Cream di atasnya. Tanganku segera menganggkat pisau oles untuk merapikan lapisan itu sebelum stroberi-stroberi yang menggoda itu, menimpanya.

Sebelum pisau oles itu menyentuh cream itu, tiba-tiba pisau oles terjatuh dari tanganku dan jatuh ke lantai.

'Tanganku!'

Aku melihat tangan dan tubuhku terlihat tembus pandang, sehingga aku bisa melihat kue dibalik tanganku dengan jelas.

"Azu! Kenapa tubuhku-!"

Aku juga melihat tubuh saudariku bersinar dan tembus pandang. Seolah-olah, Azu seperti sebuah hologram yang akan menghilang.

"Kak Yui! Apa yang terjadi!!?" Azu mulai panik. "Aku tidak mau mati!! Kuenya belum dimakan!"

'Bukan saatnya memikirkan kuenya, bodoh!' tatapanku malas melihat tingkah adikku. "Nggak lucu, Azu!"

"Tolong!"

Aku dan Azu terkejut saat mendengar tiba-tiba ada suara yang berbicara di kepala kami.

"Apakah kakak yang bicara tadi?!"

"Bukan!"

Suara tersebut mengatakan lagi, "Tolong! ... Ku mohon! Selamatkan...!" Tiba-tiba banyak angin yang mengelilingi kami hingga disekitaran kami bergerak.

Saat itu, seseorang membunyikan bel apartemen yang kami tempati.

"HUWAAHH!!! Kak Yui! Tubuh kita semakin transparan!"

Mendengar suara Azu yang keras, seseorang yang membunyi bel tersebut segera mendobrak pintu tersebut. Saat itu juga, aku mendengar dobrakan pintu tersebut.

"Ya, aku tahu! Dan, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan!"

Tubuhku semakin tranparan dan ku dengar suara langkah kaki menuju ke arah kami. Azu melihat sosok tersebut dan dari ekspresi wajahnya menunjukkan ia tidak mengenalinya.

Aku pun menoleh ke belakang. Sebelum sosok orang tersebut terlihat olehku. Saat itu, pandanganku gelap. Dan... saat aku membuka mata, aku terkejut saat melihat ruangan besar yang sangat asing terlihat.

'Dimana aku?'

Aku beranjak dari tempat tidur dan memegang beberapa helai rambutku.

'Kapan rambutku mulai sepanjang ini?'

Saat aku menyadari warna rambutku berbeda dan aku berpikir, 'Warna perak kebiruan? Apa kepalaku masih eror karena angin itu?!'

Sebuah cermin besar menunjukkan sosok diriku. Aku tercengang saat melihat sosok diriku sendiri.

"What!!?"

'Mata berwarna blue diamond... Iris diamond dimiliki darah bangsawan yang menujukkan kapasitas sihir melimpah dalam cerita novel yang baru selesai ku baca kemarin... Apa ini diriku!?'

Banyak pertanyaan di kepalaku, hingga aku pun teringat dengan sosok yang aku lihat.

'Oh, ya! Viyuranessa Roseary, karakter antagonis di novel yang ku baca sebelumnya. Aku suka dengan karakternya karena ia memiliki banyak kemiripan kepadaku.'

'Hanya saja, ia adalah orang yang sangat peduli kepada orang-orang. Namun, sepertinya bisa kita katakan bahwa ia adalah orang jahat dari orang baik yang tersakiti.'

Aku segera berjalan menuju jendela besar kamar. Aku menatap beberapa pekerja yang dengan giatnya bekerja. Sudut bibirku naik saat mengingat para pekerja itu adalah orang-orang yang telah diselamatkan Viyuranessa Roseary dari kejamnya kehidupan di ibukota.

'Ia juga suka menolong orang-orang. Hanya saja,... Karena kehadiran tokoh protagonis, kecemburuan dan kedengkian, membuat hidup Viyuranessa Roseary berakhir di eksekusi dengan guillotine.'

Aku menyentuh bayangan diriku di kaca jendela dengan lembut. Lalu, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Seorang maid menunjukkan sosoknya.

"Selamat pagi, Lady Viyura! Apakah tidur anda nyenyak?" ucap Maid itu dengan tersenyum.

'Maid yang setia melayani Viyuranessa Roseary. Ia bernama Klea. Viyuranessa sudah menyelamatkan nyawa Klea dari penjahat dengan sihirnya saat ia berkeliling di kota.

Aku menangis karena Klea terbunuh oleh pangeran disaat pangeran ingin mengunuskan pedangnya kepada Viyuranessa... Namun, Klea malah berdiri di hadapan Viyuranessa hingga ia yang terbunuh.'

'Entah kenapa aku bisa menangis hanya karena seorang pelayan yang mati saat membacanya. Tapi, kehilangan seseorang yang mungkin bisa dikatakan seorang teman bagi Viyuranessa, tentu saja itu membuatku sedih!'

'... Sebenarnya, hunusan pedang itu sengaja ia arahkan kepada Viyuranessa hanya karena... Viyuranessa tidak sengaja membuat wanita yang ia cintai menangis dengan perkataannya. Padahal, Viyuranessa adalah tunangan resminya.'

Tanpa sadar, aku meneteskan air mataku saat membayangkan orang yang di depanku akan mati karena diriku.

"Lady! Apa yang terjadi? Kenapa anda tiba-tiba?!" maid itu pun panik.

"Tidak tidak! Bukan apa-apa!" Aku tersenyum tipis. "Aku teringat dengan novel- Hem itu... cerita yang ku baca kemarin."

'Apa yang terjadi denganku? Perasaanku menjadi lemah. Hal seperti ini saja sudah membuatku menjatuhkan air mata.'

Aku segera mengusap air mataku. Lalu, aku tersenyum bahagia dan terkekeh kecil hingga Klea pun ikut terkekeh.

Maid itu segera menghela nafas dan kemudian ia meletakkan teh dan kue di atas meja yang dekat jendela. "Saya akan menyiapkan gaun anda, nona."

Aku segera duduk di kursi dan melihat pemandangan luar sambil menyeruput teh itu. 'Enak! Meski aku lebih suka susu stroberi. Teh juga kegemaranku. Teh yang diolah hati-hati dengan tangan profesional seperti ini pasti sangat mahal.'

Aku segera mencicipi kue itu, 'Apa di dunia ini tidak ada mentega? Kue ini hanya menggunakan susu, gandum, telur, minyak, gula dan buah sebagai rasanya. Bahkan minyaknya tidak diproses dengan baik! Rasanya liar!'

Aku segera mendorong sepiring kue itu ke tengah meja.

'Tidak ada Cream maupun mentega... Padahal di dunia sebelumnya, penemuan mentega sudah berabad-abad dahulu.'

"Hmm..." Aku menoleh ke luar jendela, menatap langit biru yang cerah. 'Sepertinya aku lupa sesuatu.'

Lalu, aku teringat dengan sesuatu itu, 'Bukankah Viyuranessa memiliki seorang adik? Dan juga, Azu menyukai tokoh itu karena...'

Aku tiba-tiba berdiri, "Pink!"

Klea terkejut, "Apa-apa?! Ada apa dengan pink? Apa anda mau menggunakan gaun pink, Lady Viyura?" Klea sedang memegang gaun biru.

"Haha, maaf mengagetkanmu... Warna biru saja!" ucapku dengan tatapan datar.

Melihat tingkahku, Klea pun tersenyum yang tentunya ia sedang memikirkan hal yang aneh menurut ku.

"Apa Lady Viyura bersikap aneh hari ini karena putra mahkota akan datang ke mansion ini?" ucap Klea.

"Apaan itu?!" Ekspresiku masih datar, padahal aku sedikit bingung.

_____

See U...

- This is My Story -

by: yukimA15

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Khorik Istiana
Mampir juga ke tulisanku kak, "Surat Wasiat Sang Duke" hehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status