Share

22. Kematian yang Sudah Pasti Datang

Langit semakin menguning dimakan senja. Sekali lagi ketenangan memasuki istana Hazerstein. Urusan buaya sudah beres. Reza dengan kharisma misteriusnya –lebih tepatnya teknik di luar nalar—berhasil menggiring buaya kelima menuju kandang.

Kini sang pria Hazerstein berkumpul bersama istri dan pelayannya di ruang makan. Cukup sibuk. Isabelle bekerja di meja, berkutat dengan smartphone milik mendiang pembunuh bayaran. Sementara Felix menyediakan makanan kecil.

Isabelle semringah. “Aku berhasil membuka HP orang itu. Di sini ada satu nomor tak dikenal. Kemungkinan Garrett Anderson.”

“Eh, tapi aku belum tahu Anderson ini siapa,” kata Reza.

“Dia salah satu anggota keluarga elite global, Tuan. Anderson menguasai perminyakan Timur Tengah dan sebagian besar emas di Indonesia.”

Reza menyilangkan tangan. “Wah, dengan kuasa seperti itu, wajar aja dia bisa bayar orang untuk membunuh kita. Terus kita harus gimana? Anderson pasti menunggu laporan orang yang dia bayar.”

“Tenang, aku tahu cara mengakalin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status