Share

Bab 19.B

Aku terdiam sejenak mengurai amarah yang hendak meledak.

"Tak usah ikut campur antara urusanku dan Mas Ferdi, urus saja klub malammu itu, agar polisi tak menggerebek tempat itu." Aku tersenyum sinis.

Lalu berdiam menghampiri Hana yang baru datang dari kantin rumah sakit ini.

"Aku pulang sekarang, Han. Semoga ibu cepat pulih ya, kalau ada apa-apa kamu kabari aku."

"Ok, terima kasih ya sudah datang, dan hati-hati."

lalu keesokan harinya tepat pukul sebelas siang aku kembali menerima telpon dari Hana.

"Mbak, ibu meninggal."

Jantungku seolah berhenti berdetak beberapa detik, rasanya baru kemarin kami bertemu dan bertukar cerita, oh ibu kenapa secepat ini.

"Mbak, datang ke sini ya bantu aku urus-urus pemakan ibu," ujar Hana sambil menangis.

"Iya baiklah, sekarang Mbak langsung ke rumah ya, jenazahnya sudah siap dipulangkan?"

"Iya sebentar lagi, aku baru selesai urus administrasi, dan tolong hubungi temannya Mas Ferdi ya, Mbak, aku ga tahu dia di mana karena nomernya tidak aktif," jawabnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status