Share

Alina Si Perempuan Malam

"Alina, tunggu. Kita harus bicara."

"Ada apa ini, Sayang?"

"Aku gak mau ketemu perempuan itu, Sayang."

"Tunggu!"

Berhasil. Aku bisa meraih tas Alina. Dia tak bisa berkutik lagi. Meski pakai kebaya, lariku tetap lincah.

"Lepaskan."

"Gak, aku mau ngobrol."

"Mbak ini siapa?"

"Saya saudaranya Alina dari kampung. Saya cuman mau bicara, kalau ibunya Alina khawatir sama dia."

"Sayang?"

"Kamu tunggu di mobil saja, Sayang. Aku mau bicara sama perempuan ini."

"Gak papa?" Alina mengangguk. Pria itu pergi duluan. Hanya ada aku dan Alina.

"Kamu mau ngomong apa?"

"Jadi, bener informasi yang aku dapat, kalau kamu seorang wanita ...."

"Apa? gak usah ikut campur sama hidupku. Urus hidupmu sendiri. Toh, aku sudah tidak menganggu keluargamu lagi."

"Kamu ini benar-bener Alina, kasian Mbok Ijah. Bisa-bisanya kamu kerja haram kaya gini."

"Halah, gak usah sok suci kamu. Urus hidupmu, jangan sampai suamimu tergoda sama perempuan sepertiku."

"Dih, kepedean banget kamu. Kamu kembali ke Jakarta karena frustas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status