Share

Bab 23

.

"Jadi, saya dipe-cat, Pak?" tanyaku memastikan. Harap-harap cemas aku menunggu jawaban dari Pak Hanan yang masih anteng duduk di kursinya.

Perasaan dibuang dan tak dibutuhkan, menyelinap begitu saja. Rasanya aku hilang harga diri jika sampai itu terjadi. Aku sudah sepenuh hati mengerjakan tugasku, memaksimalkan waktu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan padaku. Tapi, kalau takdirku bekerja di sini hanya sampai hari ini, aku bisa apa selain menerima?

"Tidak, Mbak Husna," Pak Hanan nampak berpikir sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya.

Kuhembuskan napas perlahan begitu mendengar jawaban Pak Hanan. Duh, lega rasanya mendengar kata tidak. Biar bagaimana pun, pabrik ini sudah seperti rumah kedua bagiku, meski banyak sekali cobaan akhir-akhir ini. Teman-teman yang baik selama bekerja di sini, sudah seperti keluarga bagiku.

"Hanya saja, untuk sementara, Mbak Husna bisa ngadem dulu di rumah, atau mau liburan ke mana juga bisa. Mbak Husna bisa kan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Partinah Partinah
blm.ketebak alur ceritanya, setiap teka teki ga pernah ada jawabannya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status