Share

Bab 31

Aku tak mengindahkan, meski tau kalimat ini ditujukan padaku. Aku tak habis pikir, kenapa ada orang yang begitu sukarela mengurusi kehidupan orang lain, lantas membuat kesimpulan sendiri.

"Cing ... Kucing, makanya to, jangan sok-sokan nolak laki-laki, jadi nggak laku-laku kan, kamu? Masa depan nggak jelas, diduluin mantan pula. Mantannya udah mau nikah, eh, kamu masih saja nggak punya pasangan. Nggak punya kerjaan, nambah-nambah pengangguran. Jadi sampah masyarakat!"

Terdengar dengan sangat jelas, tertangkap oleh indera pendengaranku apa yang diucapkan oleh Lek Darmi. Meski ia menyebut kucing, tapi aku tau kalau kalimat tersebut ditujukan padaku.

Ibu yang sudah masuk, mulai beranjak hendak ke pintu. Melihat gelagat akan terjadi perang antar tetangga, gegas kuajak ibu masuk setelah kututup rapat pintu depan.

"Ibuku sayang, anterin Husna ke pasar, ya, nanti kita beli gelang yang cantik buat ibu. Mau, ya?" ucapku mencoba merayu ibu.

Siapa t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status