Share

Balkon Kamar

Arunika terbangun saat merasakan kakinya dipijit oleh seseorang. Dia segera bangkit dengan raut terkejut, tapi akhirnya bernapas lega ketika menyadari bahwa Ijah lah yang memijat lembut betisnya. "Bi, aku sampai kaget. Kukira siapa," ujar Arunika sambil mengusap-usap dada.

"Tidak apa-apa, Bu. Istirahat saja lagi," tutur Ijah.

"Memangnya jam berapa sekarang? Mas Abhim belum pulang?"

Belum sempat pertanyaan Arunika terjawab, tiba-tiba pintu kamar dibuka oleh seseorang. Abhimanyu berdiri gagah di ambang pintu. Dua tangannya menggenggam beberapa kantong plastik berukuran besar. "Run, kamu belum makan, kan?" tanya Abhimanyu.

Ijah terkesiap. Dia buru-buru berdiri dan mengangguk hormat pada majikan prianya. "Selamat malam, Pak," sapanya.

"Tumben kamu di sini?" Abhimanyu menatap Ijah penuh selidik.

"Nyonya Besar yang menyuruh saya menjaga Bu Arun, Pak," jawab Ijah sopan.

"Kenapa?"

"Bu Arun sakit. Sakit kepalanya kambuh lagi sejak tadi pagi, setelah Bapak berangkat," beber Ijah.

"Bena
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status