Share

Perih

Arunika membuka mata saat merasakan seseorang mengusap-usap punggung tangannya.

"Mama?" desis Arunika lemah. Matanya sayu menatap Masayu yang berdiri di samping ranjang. "Mas Abhim mana?"

"Dia masih di hotel," tutur Masayu datar. Tak ada senyum di sana, hanya pandangan mata yang lurus tertuju pada Arunika dengan sorot yang tak dapat diartikan.

"Mas Abhim tahu saya dirawat di sini?" tanya Arunika.

Masayu mengangguk. "Dia yang menyuruhku kemari," ujarnya.

"Oh." Arunika tersenyum getir. Dia tak dapat menyembunyikan rasa kecewanya.

"Oh, ya. Mama juga ingin menyampaikan sesuatu. Mulai saat ini, jangan terlalu sering mengganggu Abhimanyu. Mama takut jika hal seperti ini akan membuat Delia tak suka dan akhirnya berimbas pada bantuan keuangannya untuk perusahaan," tutur Masayu panjang lebar.

"Saya mengerti," ucap Arunika. Dia tak sanggup menahan setetes air mata yang lolos membasahi pipi. "Semoga masalah perusahaan bisa cepat beres."

"Semoga saja." Masayu menarik napas panjan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status