“Kita akan cari tahu nanti, Sayang,” jawab Khaidir membuat Kaysha tersipu malu saat mendengar kata itu. Begitu juga dengan yang lain ikut menahan tawa karena Khaidir menyebut Kaysha dengan sebutan “Sayang.” “Mas, malu tahu,” ucap wanita cantik itu sedikit pelan.“Apanya yang malu?” tanya Khaidir yang masih fokus melajukan mobilnya sedikit bingung. “Ih Papa romantis banget, senang deh,” sanggah Fatih tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.“Loh memang Fatih tahu apa itu romantis? Dapat dari mana kata itu?” selidik Khaidir tersenyum.“Lihat di ponsel dong Pa, sekarang apa yang kita mau cari, kan tinggal buka di sana, Fatih sudah bisa baca dan tulis jadi bisa ketik sendiri, tenang kalian jangan khawatir Fatih enggak cari yang aneh-aneh kok.” Fatih meyakinkan kepada mereka kalau dia tidak sembarangan untuk membuka ponsel, tapi tetap saja kekhawatiran sebagai orang akan teknologi yang semakin canggih. “Sayang ingat ya jangan buka yang aneh-aneh ya, fokus dengan belajar,” sahut Kaysha
Setelah istirahat sejenak sepasang pengantin baru itu pun pergi ke rumah Pak RT untuk menyerahkan beberapa dokumen untuk status hubungan mereka. Khaidir disambut baik oleh warga di sana. Kaysha pun akan menggelar acara sederhana semacam syukuran atas pernikahan mereka. Kaysha tidak ingin merayakannya yang terlalu besar. Khaidir sangat disambut baik oleh warga sekitar, apalagi mereka sangat mengenal siapa Kaysha di lingkungan itu. Banyak yang mendoakan pasangan baru itu agar pernikahan mereka bahagia. ***Sudah dua hari ini Dewa tidak menunjukkan batang hidungnya. Bahkan ponselnya pun tidak aktif. Kaysha menyuruh orang untuk mendatangi rumahnya yang ternyata kosong. Bahkan security mengatakan kalau majikannya itu sedang ada perjalanan bisnis di luar negeri.Sedangkan kecemasan Kaysha kini menjadi-jadi karena kepergian Tante Lisa dan Syeira yang secara tiba-tiba. Kaysha menerima pesan singkat dari nomor ponsel Syeira kalau dia mengundurkan diri karena permintaan ibunya yang mengingink
Tangannya mengepal kuat, giginya gemeretuk. Napasnya tercekat saat terdengar suara langkah mereka semakin mendekat.“Kaysha? Apakah kami boleh ...Kaysha langsung memotong bicara pria itu. Seorang pria yang tidak ingin dia ingat seumur hidupnya, tapi sekarang dia betul-betul menampakkan dirinya. Meskipun wanita cantik itu sudah tahu akan kedatangan mereka yang sudah beritahu oleh Dewa beberapa hari lalu.“Apa yang kalian lakukan disini?” hardiknya dengan kesal. Kaysha ingin sekali mengusirnya langsung tapi hatinya sedikit tertahan karena melihat kondisinya yang tidak sama seperti dulu. Melihatnya dari ujung kaki sampai ujung rambutnya semua tampak berbeda. “Kaysha? Apakah Ibu tidak salah lihat? Kamu sangat banyak berubah. Kamu sekarang sangat cantik dan kaya?” Bu Rina tampak semringah, kedua matanya melirik sana sini melihat sekeliling tempat mereka berdiri. Begitu juga dengan Bella yang kembali tertegun melihat keindahan rumah itu, meskipun sebenarnya mereka sudah sekali datang kem
“Aku sudah tahu sifatmu Bu, bahkan Ibu pasti bertanya-tanya dalam hati, kosmetik apa yang aku pakai sekarang? Mahal Bu bahkan Ibu tidak bisa membelinya,” ucap Kaysha dalam hati.Memorinya kembali teringat saat mereka masih satu atap dengan mertuanya itu. Kaysha menyalahkan dirinya sendiri yang terlalu bodoh hidup dengan mereka. Terlalu mencintai Bagas sampai harus menentang keputusan ayah kandungnya sendiri untuk bisa menikah dengan Bagas yang ternyata hanya ingin menikmati kekayaan Kaysha karena dia adalah anak pemilik perusahaan tempat Bagas bekerja sebagai cleaning servis di sana.Sekarang pun kelakuan mereka masih sama saja ingin mengambil keuntungan dari kecacatan yang dimiliki oleh Bagas agar bersimpati dengan mereka.“Entah apa yang harus Ibu lakukan agar kamu percaya kalau kami tidak seperti dulu lagi. Di usia senja ini Ibu ingin sekali melihat anak-anak Ibu bahagia terutama Bagas dia sudah tidak ada semangat hidup lagi. Dia ingin menebus kesalahannya sebelum terlambat makanya
“Sayang, apa maksud Fatih? Tidak boleh mengatakan seperti itu. Biar bagaimanapun dia memang ayah kamu, menghormatinya bukan berarti kamu menerimanya kembali ke dalam kehidupan kita, bukan?” Kaysha berusaha agar Fatih tidak membenci ayah kandungnya sendiri. Dia tidak ingin permata hatinya mempunyai dendam yang akan merusak hatinya sampai nanti dewasa.“Alah alasan saja, pasti kamu sudah meracuni pikiran anak ini untuk bisa membenciku, kan? Kamu yang membuat jarak sehingga kamu mau menikah dengan orang lain tanpa memberitahukan kepada kami, biar bagaimanapun kami ini masih keluargamu juga!” hardik Bagas dengan amarah.“Apakah Ayah lupa apa yang Ayah katakan saat itu? Fatih mendengarnya dengan jelas meskipun kedua mata Fatih masih tertutup rapat!” Kedua mata anak itu sudah berkaca-kaca, tidak dipungkiri sebenarnya dia sangat merindukan Bagas, bahan meskipun kalimat itu keluar dari mulut ayahnya sendiri yang mampu mengingatinya sampai kapan pun. Seandainya waktu bisa diputar kembali ingi
“Bagas, kamu sudah nggak waras ya, kita belum mendapatkan apa-apa,” ucap Bu Rina mendekus kesal.“Tau nih sia-sia kita datang ke sini, aku tuh capek bawa koper besar kita ini dan kamu duduk santai di kursi roda,” gerutu Bella dengan wajah cemberut.“Mbak, aku ini bukan santai duduk di sini, aku ini lumpuh, cacat siapa yang mau duduk di kursi roda ini!” sahut Bagas ikutan kesal.“Kamu kenapa sih, kok menyerah? Ibu itu sudah capek hidup susah di tambah kamu seperti ini? Seharusnya diusia Ibu yang sudah tua ini tinggal menikmati hidup, tapi apa yang dapat dari kalian? Yang satu ditinggal cerai suami dan yang satu cacat nggak bisa ngapa-ngapain, terus siapa yang cari uang, Ibu? Nggak!” bentaknya tapi masih dalam nada suara pelan. “Bu, jangan bahas di sini malu, nanti kita pikirkan cara yang lain dulu, yang penting kita pergi dari sini untuk sementara,” bujuk Bagas. “Iya nih, Bella itu bukan enggak mau bantu Ibu cari uang tapi enggak ada yang mau menerima Bella sebagai sekretaris di peru
Khaidir menatap lekat wajah anak kecil yang tampan itu, wajahnya begitu polos tetapi pemikirannya seperti orang dewasa. “Jika Fatih dan Bunda bahagia, maka Papa akan ikhlas menerimanya meskipun Papa harus merelakan kalian untuk Ayah Bagas kembali,” sahutnya sambil tersenyum. Fatih langsung memeluk tubuh kekar itu bersembunyi di dalam dada bidang pria hitam manis itu.“Fatih sayang Papa, Fatih tidak mau kehilangan Papa, berjanjilah Papa selalu ada buat Fatih, jangan tinggalin Fatih,” ucapnya di dalam pelukan pria itu. Khaidir lalu mencium kening anak itu. Mereka berdua saling membalas pelukan. Obrolan pagi itu membuat beberapa pasang mata melihat dan mendengarkan dalam keheningan. Tidak ada yang tahu kalau wanita cantik itu mendengarkan keluh kesal anak semata wayangnya. Lelehan air matanya pun tak terbendung lagi saat mendengar celoteh anak itu yang semakin mengerti pemikiran orang dewasa. Fatih memang tergolong anak yang pintar, kecerdasan otaknya diatas rata-rata pada anak seusiany
“Kamu memang keturunan Firman, pintar dan tegas. Saya hanya meminta kamu untuk bisa menyuntikkan dana agar perusahaan saya kembali normal,” ujarnya setelah mendaratkan bokongnya di kursi yang berhadapan dengan Kaysha.“Berapa yang Om butuhkan? Tanya Kaysha masih fokus dengan pekerjaannya. “Tidak banyak hanya dua milyar,” jawabnya enteng, tetapi tidak dengan Kaysha, wanita cantik itu lalu menghentikan tangannya sejenak. Lalu mendongkak melihat wajah Edwin yang pura-pura memelas.Kaysha menyadarkan badannya di kursi, tangan satunya sedang memainkan pulpen yang dia pegang dan tangan yang lain dibiarkan bebas.“Hanya dua milyar? Bukannya menurut data sebelum saya kembali ke perusahaan Om sudah meminta sama Papa sebanyak tiga kali dengan alasan minta modal, dan uang yang dikeluarkan pun sama persis dengan yang Om minta sekarang. Terakhir Om minta setahun yang lalu dengan nilai dua koma lima milyar. Wow ... apakah modal itu juga tidak kembali?” sindir Kaysha mengamati wajah pamannya itu y