Share

Bab. 50. Panggil Aku, Papah!

"Apanya yang diteruskan?" Ia sedikit memiringkan wajah melihat ke arahku

"Soal yang tadi, jendela di penginapan ini yang sengaja di desain bisa buka tutup manual." Aku menirukan kalimatnya.

"Owh. Iya, supaya setiap pengunjung bisa melempar pandangan ke laut lepas di depan sana tanpa penghalang apapun. Terkadang dengan melihat samudera luas pikiran menjadi lebih rileks, meneduhkan. Meski kadang-kadang gemuruh ombak terdengar ganas?"

"Maksudnya bagaimana? Meneduhkan tapi kadang-kadang terdengar ganas?" Begini beristrikan penulis. Bahasanya sering membuat bingung.

"Maksudnya. Laut itu meneduhkan jika dipandang. Kita menoleh ke kiri, tetap sama. Ke kanan pun begitu. Sama-sama air laut. Tak ada warna lain yang terlihat selain biru yang membentang hingga ke kaki langit. Kadang-kadang terdengar ganas sebab gemuruhnya bisa menjadi pertanda bahwa cuaca sedang tak bersahabat. Jangan sekali-kali melaut karena resikonya sangat besar. Di laut ada kehidupan juga ada kematian."

"Oh, ya?" Kuberanikan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Neneng Enur Nurhayati
Suka ceritanya. bagus dan santun. hanya mohon maaf epusode pelapornya aku lewatkan....menyakitkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status