Share

Bab. 58. Berkenalan dengan Nurul

Hasyim mengemudi mobil dengan santai hingga kami tiba di Kenari Beach tempat hajatan digelar.

"Mulai sekarang aku mulai rajin hadiri undangan." Hasyim menatapku sembari tersenyum.

"Kenapa?"

"Karena sudah ada yang digandeng."

"Jadi sebelum-sebelumnya?"

"Tidak pernah. Kecuali kalau undangan yang sifatnya resmi dan berurusan dengan pekerjaan."

"Rasulullah bilang ada hak seorang muslim terhadap muslim yang lain, salah satunya apabila ia mengundangmu maka hadirilah undangannya. Jadi, ada gandengan ataupun tidak, nggak bisa jadi alasan."

Ia mengangguk-angguk. Lalu tersenyum lagi. "Kalau ada gandengan paling tidak aku selamat dari bully-an Dokter Farid."

"Masa' sih Dokter ganteng begini sering dibully." Aku mengelus pipinya dengan lembut

"Jangan pancing aku, Sayang. Kalau kamu elus-elus pipiku ingin rasanya kembali ke rumah. Aku rindu kamar."

"Haddeh." Kutepuk bahunya dengan keras. "Yuk! Kita masuk, acara udah dimulai kayaknya." Aku membuka pintu mobil tanpa harus menunggu ia membukakannya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status