Share

Bab. 55. Pergi ke Optik

"Iya. Aku pernah saking tidak sabarnya, berdoa kepada Allah dengan nada memaksa." Aku menatapnya sembari mencium jemarinya.

"Memaksa?"

"Iya, Sayang. Saking rindunya sama kamu, aku berdoa begini. 'Ya Allah, jika Berlian ditakdirkan menjadi milikku, segerakanlah. Namun, jika tidak, jauhkan ia dari hati dan pikiranku. Aku tersiksa dengan rasa ini. Atau satu hal lagi ya, Allah. Jika tidak bisa bersatu sekarang, saat ia jadi janda pun tak apa-apa."

Berlian langsung menarik hidungku. " Serius berdoa begitu?"

"Iya, Sayang."

"Berdoa itu harus ikhlas. Nggak boleh kita yang mengatur maunya Allah kayak gimana, sebab Allah Yang Maha Tahu apa yang terbaik buat kita. Selepas berdoa, ya sudah. Pasrah aja. Tawakkal. Bagaimana pun hasilnya."

"Iya aku beristighfar setelahnya karena merasa diri lancang berdoa seperti itu terkesan memaksakan keinginan."

"Ternyata yang dikabulkan poin terakhir, hahahaha." Berlian tertawa sembari memegangi perutnya. Lucu sekali, katanya.

"Apanya yang lucu?"

"Kamu berdoanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status