Share

PENAMPAKAN RUMAH

Wira terlihat termenung. Apa dia sedang mengalihkan kesedihannya karena tidak mendapatkan perhatian dari Ayahnya.

"Aku memberikan perhatian lebih kepada burung ini. Mereka menjadi jinak dan mengenalku." Ucap Wira.

"Boleh aku pegang!" Ucapku ingat di kebun binatang biasanya burung jinak juga bisa dipegang orang lain.

Tapi itu tidak berlaku dengan peliharaan Wira. Mereka langsung terbang ke langit. Wira terlihat kesal.

"Gak usah dimarahi mereka. Kasian!" Ucapku.

Wira tersenyum, "Kamu mengganggapku bisa bicara dengan kedua burung itu!"

"Apa sih yang gak bisa buat kamu." Balasku.

Terlihat Wira kembali mengalihkan topik, "Kamu tidak malu punya pacar rumahnya kayak gubuk gini."

"Aku sudah tahu asetmu?"

Wira menepuk jidatnya. Dia panik atau gugup, jadi bicara basi kayak gitu seperti di sinetron-sinetron.

"Aku mau lihat isi rumahmu, boleh gak?" Tanyaku curiga rumah Wira menyimpan rahasia yang bisa menjelaskan keanehannya.

"Silahkan." Balas Wira.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status