Share

Pulang Lewat Jalan yang Salah

Mentari terbit tanda pagi menyapa, Kartasakti membuka mata perlahan. Dia menoleh dan menyadari bahwa dirinya masih tetap dalam posisi memeluk jenazah ibunya. Lelaki itu bangkit, berjalan keluar demi meminta bantuan warga untuk memakamkan jenazah ibunya.

Mendengar kabar kematian Rukmini, warga mulai berdatangan. Mereka bergotong-royong menyiapkan segala keperluan. Atas kekompakan mereka, akhirnya jenazahnya bisa dimakamkan dengan cepat.

"Matur nuwun dulur sedoyo, (terima kasih saudara-saudara semua)," ujar Kartasakti dengan tangan menangkup.

Sepasang suami istri mendekat. Si wanita tampaknya membisik ditelinga Kartasakti. Mata pemuda berselimut duka itu membeliak.

"Ini ulah Juragan Kohar, toh? Bu Dhe tadi ikut memandikan, aku lihat ada banyak lebam dan bekas cekikan. Di punggungnya yo ada bekas cambukan,"

Kartasakti diam. Haruskah dia membuka suara soal ini? dia masih ragu. Lagipula kalau orang-orang tau dan suatu saat Juragan Kohar kenapa-kenapa, Kartasakti lah yang akan jadi tersang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status