Share

162. Pengaduan Sang Anak

Serangan pertama ini hanya mengenai udara. Nari Ratih mampu menghindar saat tapak itu hampir mengenai wajahnya. Posisi si gadis belum bergeser sedikitpun saat serangan susulan tiba.

Sampai tujuh serangan dalam tiga kejap, Nari Ratih mampu mengelak tanpa menggeser kedua kakinya. Tubuhnya meliuk indah.

Anak buah Raksana sampai terpana melihatnya. Apalagi Raksana yang berhadapan langsung. Dia harus menahan hasratnya.

"Sebenarnya aku ingin langsung menghadapi ayahmu yang katanya orang paling sakti di desa ini!" pongah Nari Ratih memancing sambil terus menghindar.

"Melawanku saja belum tentu kau mampu!" dengkus Raksana meningkatkan kecepatan serangan. Kejap kemudian dia merasa salah berucap. Wajahnya bersemu merah.

"Apa tidak terbalik? Sudah berapa jurus kau keluarkan tapi tidak mampu menyentuhku?"

Raksana geram. Yang dikatakan si gadis memang benar, dia belum sekalipun menyentuhnya dengan serangan. Padahal sudah meningkatkan tenaga d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status