Share

20. Medang Jati

Pada tengah hari atau disebut ‘tangage’ ada juga yang menyebut ‘tangari’, delapan orang berkuda telah sampai di tempat tujuan.

Kota Medang Jati masih tampak ramai. Masih banyak yang menggantungkan hidupnya di bekas kotaraja ini.

Namun, kedelapan orang berkuda ini bukan untuk menghampiri keramaian. Mereka justru pergi ke pelosok yang sepi.

Sebuah bukit yang rapat dengan pepohonan dengan dedaunan rimbun. Udara lembab walaupun di siang terik.

Aura kuat memancar dari puncak bukit, di mana di atas sana ada seorang resi linuwih sakti mandraguna yang hidup menyepi. Bertapa menuju moksa ke alam keabadian.

Sang Kandiawan yang bergelar Rajaresi Dewaraja, bekas raja Kendan terdahulu sebelum berganti menjadi Galuh.

Kedelapan orang itu sudah turun dari kudanya masing-masing. Mereka berdiri di bawah bukit dalam dua kelompok. Tentu saja kelompok Ki Sempana dan Ki Badraseti.

Semuanya memandang ke puncak bukit. Selain aura utama yang bersemayam di bukit tersebut, ternyata ada aura lain yang juga cukup
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status