Share

Ch 77

"Kau tidak tidur? ini sudah sangat malam."

"Aku takut kau akan meninggalkanku setelah tertidur."

Randika tertawa dan memeluk tubuh mungil kekasihnya. dia menaikan selimut untuk menutupi keduanya hingga batas dada. "Apa kaki mu masih sakit?"

"Tidak, hanya sedikit nyeri pada bagian pahaku."

Arumi memukul tangan Randika yang hendak menyentuh bagian itu, meski pernah melihatnya rasanya aneh jika dalam keadaan sadar.

"Kenapa? kau malu?"

Pipi Arumi memerah, dia menyembunyikan wajahnya di balik selimut membuat Randika kembali terkekeh dan mengeratkan pelukannya. Dia mengecup puncak kepala Arumi cukup lama. Randika yang bersandar di kepala ranjang itu menunduk mengelus lembut jemari Arumi dimana cincin pertunangan mereka tersemat di sana.

Dari semua ini, Randika belajar bahwa jujur adalah nomor satu. Apapun yang akan terjadi, dia ha

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status