Share

Ch 88

Randika tidak berhenti menatap wajah Arumi, sesekali dia mencubit pipi nya karena tidak tahan ingin mencium gadis itu. Jika saja tidak ada Claudia dan Minora, mungkin dia sudah menciumnya berkali-kali.

"Apa yang kau lakukan?"

Senyum Randika mengembang mengarah ke wajah Arumi yang terlihat bingung, sarapannya benar-benar terganggu karena tangan pria yang memiliki manik hitam itu terus saja berada di pipinya.

"Apa kau baik-baik saja Sayang?"

Pria itu tetap diam dengan senyumnya, matanya berkedip seolah meminta sesuatu yang mana malah membuat Arumi memutar kedua matanya.

Perempuan itu berdecak, dia melangkah dan mencubit kedua telinga tunangan-nya hingga membuat pria berkaos putih itu memekik kesakitan.

"Kau selalu saja mesum Randika."

"Aaaaah ah ... ah ... Sayang, itu sakit lepaskan!"

"Jangan menatapku dengan tatapan penuh nafsu sepe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status