Share

Menyadari Perasaan Sendiri

“Tunggu dulu! Ketopraknya udah mau jadi.” Reksa memegang tangan Anira, menahannya. Matanya masih menatap tajam laki-laki yang tadi menggoda Anira.

Tetapi, dia sudah memasang badan melindungi Anira yang berada di belakangnya. Anira benar-benar cemas sekarang.

Reksa bukanlah pria yang gampang tersulut emosinya. Bahkan pria itu cenderung tidak peduli dengan provokasi orang lain.

Apa yang salah dengan Reksa hari ini? kenapa dia langsung marah? Apa karena dia kelelahan? “Reksa, please. Jangan cari masalah.” Dia takut, benar-benar takut.

Orang yang dalam pengaruh alkohol, tidak akan bisa diajak bicara. Orang-orang ini bahkan mungkin sudah tidak kenal takut lagi.

Reksa masih tenang, menatap kawanan itu. Sementara Anira melirik ke arah tukang ketoprak yang semakin mempercepat gerakannya.

Pria tua yang berjualan ketoprak itu juga sangat gugup. Kenapa dia begitu sial, berpapasan dengan masalah malam ini?

Dia hanya ingin mencari sesuap nasi, kenapa sangat sulit?

“Tuh, cewek lo aja udah takut.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status