Share

Bab 04 - Penjaga Kota

Kota Bulan Merah, sebuah kota yang terletak di antara dua gunung yang paling dikenal gunung kembar. Mereka memiliki ketinggian yang sama dan penuh akan pepohonan yang mana daunnya tertutup oleh salju tebal.

Kota ini sendiri memiliki tiga musim yang selalu berganti setiap saat. Ketiga musim itu ialah semi, panas dan salju.

Kota Bulan Merah juga dikenal sebagai kota yang memiliki penjualan kayu tertinggi. Hal ini karena berbagai pohon di kota tersebut benar-benar berkualitas bagus.

Juga, mereka memiliki berbagai toko yang menjual obat, ramuan, rempah-rempah, senjata dan masih banyak lagi. Tentu dengan hadirnya toko-toko itu, membuat kota semakin semarak.

Keramaian kota sangat wajar, banyak pedagang asing yang ingin singgah dan membeli untuk perdagangan di kota selanjutnya.

Tidak ada yang berani membuat onar di kota tersebut. Di bawah tuan kota sendiri, ada empat klan terkuat dan ada juga klan-klan kecil yang tentu memiliki kekuatan tidak lemah dari mereka.

Kali ini, Kong Lao berjalan di jalanan kota. Banyak orang yang melihat dirinya itu dan selalu berbisik di pojokkan seolah mengejek dirinya.

“Hei, lihat itu. Bukankah itu si sampah yang dibuang Keluarga Kong. Mengapa dia berjalan di kota ini!”

“Haha, aku tidak menyangka sampah itu berani keluar. Apakah dia benar-benar sudah tidak takut lagi!”

Meski mereka berbisik-bisik, akan tetapi suara mereka benar-benar keras. Tentu hal ini menarik banyak perhatian dan mereka akhirnya menemui akar dari permasalahan tersebut.

Dua penjaga kota mendengar hal itu, pandangan mereka segera tertuju ke arah Kong Lao. Dalam sekejap mereka tersenyum mengejek dan berjalan menuju ke arah pemuda tersebut.

“Hahaha, Sampah! Mengapa kau berada di sini! Kau tahu, sampah sepertimu tidak cocok berada di kota ini!”

“Haha, pergilah dari sini atau kami usir dengan kekerasan!”

Dua penjaga menunjukkan wajah aslinya. Mereka menyeringai dan siap mempermalukan Kong Lao. Hal ini memiliki maksud tertentu yaitu menjelekkan Klan Kong.

Kedua penjaga itu berasal dari Klan Lin. Sebuah klan yang paling membenci Klan Kong. Mereka benar-benar tidak ingin Klan Kong berada di atas sendiri.

Ketika menemukan celah untuk menjelekkan Klan Kong, mereka akan lakukan. Contohnya seperti sekarang, Kong Lao yang dianggap sampah dan aib dari Keluarga Kong.

Kembali sekarang, Kong Lao yang menerima ejekan sama sekali tidak peduli. Dia menatap sebentar dan berbalik pergi meneruskan langkahnya.

Tentu hal ini membuat kedua penjaga muram. Mereka sama sekali tidak terima dengan perlakuan yang dilakukan oleh Kong Lao tersebut.

“Sampah sepertimu beraninya tidak patuh kepada kami!” salah satu penjaga melesat ke arah Kong Lao, dia dengan cepat mengayunkan kepalan tangannya.

Di kejauhan, dua pengawas sama sekali tidak bergerak. Mereka tahu, tuan mudanya dapat mengatasi kedua penjaga itu. Namun, ejekan yang dilakukan penjaga, membuat mereka muram.

Tepat dengan pemikiran dua pengawas itu. Kong Lao dengan santai menghindar ke samping, kemudian dirinya mengayunkan tendangan ke arah kepala penjaga.

“Bam!” tendangan itu keras, seluruh orang dapat mendengar suara benturan kaki dengan kepala itu. Mata para penonton sendiri melebar, ketika melihat penjaga yang terbang dan berakhir jatuh ke tanah.

“Tidak mungkin!” penjaga yang lain melihat temannya terbaring pingsan di sana. Dia tahu bahwa rekannya itu memiliki kekuatan di level dua, di mana seharusnya lebih dari cukup untuk berurusan dengan sampah Keluarga Kong.

“Sial! Kau Kong Lao!” raung penjaga tersebut tak terima melihat rekannya dikalahkan.

Kong Lao menatap sebentar, kemudian penjaga itu sudah tiba di depan matanya. Serangan penjaga melesat cepat menuju ke arah kepalanya.

Namun, Kong Lao dengan sigap menyilangkan kedua tangannya. “Bam!” dengan suara pukulan tersebut. Kong Lao sedikit mundur dan dirinya merasakan mati rasa di tangan.

‘Level tiga?’ Kong Lao merasakan pukulan penjaga tersebut sedikit keras, akan tetapi belum mencapai kekuatannya sendiri.

“Jangan beraninya mengalihkan perhatian!” Penjaga melompat dan mengayunkan tendangan miliknya.

Kong Lao dengan cepat merunduk. Kemudian, dia berguling ke samping ketika merasakan serangan dari atas ke bawah.

Penjaga sendiri terkejut akan reaksi Kong Lao itu. ‘Mengapa refleks dari sampah ini begitu ulet. Apakah dia benar-benar bukan sampah, akan tetapi persepsiku tidak mungkin salah. Dia masihlah level nol!’

Kong Lao melihat celah yang ditinggalkan penjaga itu. Tangan kanan mengepal dan berikutnya, dia menyerang dengan cepat ke arah perut penjaga tersebut.

“Bugh!” kekuatan Kong Lao sudah meningkat, sehingga pukulan itu cukup untuk membuat penjaga merasakan rasa sakit.

Tentu apa yang dipikirkan Kong Lao benar. Penjaga tersungkur ke tanah, dia yang level tiga dilumpuhkan begitu saja oleh level nol. Hal ini tentu tidak dirinya percayai, akan tetapi fakta susah ada.

Para penonton yang menghina sebelumnya kini terdiam, mereka menunduk dan keringat dingin terus mengalir. Mereka benar-benar tidak berani menatap ke arah mata Kong Lao.

Sementara itu, Kong Lao yang sudah mengalahkan dua penjaga, segera berbalik dan pergi menuju ke tempat yang dirinya inginkan.

Di kejauhan sendiri, dua pengawas terdiam. Mereka saling memandang dan mengangguk dalam-dalam. Jelas tontonan barusan membuka mata mereka.

“Tuan Muda dapat mengalahkan level tiga. Juga, dengan masalah ini kemungkinan besar Klan Lin akan balas dendam!”

“Tenang, kemungkinan mereka akan menyerang Tuan Muda. Klan Lin pasti akan menyerangnya terlebih dahulu, beginilah balas dendam mereka!”

Dua pengawas saling berbicara dampak pertarungan tuan mudanya dengan penjaga Klan Lin itu.

“Sampaikan kepada Patriark, aku akan mengawasi Tuan Muda!”

“Oke!”

Dua pengawas berubah menjadi bayangan dan mereka mulai berpisah satu pergi ke bangunan besar, sementara yang lain mengikuti Kong Lao pergi.

Di sisi lain, berita kekalahan penjaga perlahan-lahan menyebar di antara para pedagang dan klan-klan kecil. Berita ini dipastikan akan menyebar ke seluruh kota hanya butuh sehari.

Sementara itu, Kong Lao sudah tiba di toko yang menjual kebutuhan yang dirinya perlukan. Ada pun uang, dia hanya memiliki seribu koin perak.

Hal ini cukup untuk membeli Kristal Penentu Awan yang memiliki harga dua ratus perak.

Kong Lao dengan santai masuk ke dalam toko dan saat dirinya masuk. Ada seseorang yang menyambutnya segera.

“Selamat datang di toko kami....” pelayan toko seketika berhenti mengucapkan kalimatnya ketika melihat bahwa pelanggan ialah Kong Lao.

‘Mengapa sampah sepertinya pergi ke toko ini!’ pelayan perempuan itu geram dan tak senang akan kehadiran Kong Lao tersebut.

“Aku ingin membeli Kristal Penentu Awan, satu saja.” Kong Lao berkata dengan datar, dia tahu bahwa perempuan di depannya tengah menghina dirinya.

“Maaf, Kristal tersebut telah habis dijual.” Pelayan perempuan tersenyum, akan tetapi dalam hati dia tidak ingin menjual barang kepada Kong Lao.

“Oh, kalau begitu aku ingin membeli beberapa rempah-rempah.”

“Maaf, Tuan. Rempah-rempah sudah dipesan oleh orang lain.” Pelayan perempuan itu berkata dengan nada ringan.

Kong Lao menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian matanya berangsur-angsur menjadi dingin. Suhu ruangan menurun dan dia bertanya dengan suara dalam.

“Apakah begini caramu melayani pelanggan!”

To be Continued.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status