Share

Bab 05 - Masalah Dalam Toko

Pelayan perempuan yang mendengar suara tersebut, seketika merinding dan penuh akan rasa takut. ‘Mengapa sampah ini begitu menakutkan?’

Sementara itu, di ruangan atas toko. Seorang perempuan cantik tengah duduk sambil memejamkan mata. Namun, ketika merasakan niat membunuh di bawah. Mata perempuan ini melebar dan tubuhnya sedikit gemetar.

“Niat membunuh yang kuat, sudah berapa manusia yang sudah dia bunuh!” Perempuan cantik itu melebarkan matanya. Dia menyadari asal dari niat membunuh tersebut.

Hal ini membuat perempuan itu bergegas turun ke bawah dan tepat di lantai satu, dirinya melihat pemuda yang dianggap sampah oleh klannya sendiri.

Perempuan cantik tersebut mengerut, kemudian dia merasakan niat membunuh itu berasal dari pemuda di depan. ‘Bagaimana mungkin? Orang yang dianggap sampah memiliki niat membunuh yang begitu padat!’

“Oh, apakah kau pemilik toko ini?” Kong Lao yang semenjak tadi mengarahkan niat membunuh ke arah pelayan, segera teralih menuju seorang perempuan yang berada di ujung tangga.

“Itu... Bisakah Anda menghilangkan niat membunuh tersebut, Tuan?” Perempuan cantik tersebut tentu tidak kuat menahan tekanan yang diberikan oleh Kong Lao itu.

Tentu selepas mendengar permintaan perempuan tersebut, Kong Lao menghilangkan niat membunuh dan matanya tetap datar memandang ke arah perempuan itu.

“Sebelum itu, perkenalkan namaku ialah Yin Hua, pemilik dari toko ini.” Perempuan cantik tersebut sedikit menunduk. Dia masih memahami etika, apalagi orang di depannya berasal dari klan besar.

Pelayan yang menghina kini menjadi pucat ketika melihat tuannya menunduk. Dirinya juga ikut menunduk dan tubuhnya bergetar setiap saat.

“Ya, kau sudah mengenal diriku. Juga, aku datang kesini hanya membeli Kristal Penentu Awan dan beberapa rempah-rempah. Namun, pelayan kecilmu mengatakan semua sudah dibeli. Apakah itu benar atau tidak?”

Menghadapi pertanyaan itu, Yin Hua jelas tahu bahwa penyebab amukan lelaki di depan karena kebodohan dari pelayan kecilnya. Tentu hal ini membuat dia berangsur-angsur menjadi dingin.

“Semua stok masihlah penuh, apa maksudmu mengatakan bahwa tidak ada barang-barang yang diinginkan Tuan itu?” Yin Hua mulai bertanya, dia mengingat bahwa dirinya sudah mengajar bahwa harus rendah hati dan tidak membedakan pelanggan.

Namun, pengajarannya tersebut ternyata diabaikan begitu mudahnya.

“Selepas ini, pergi kemasi barangmu dan carilah tempat kerja lain! Semua pelajaran yang kuberikan sama sekali tidak dirimu terima! Sungguh aku sudah memutuskan bahwa kamu kali ini tidak perlu bekerja di sini lagi!”

Mendengar pernyataan Yin Hua, mata pelayan melebar. Dirinya gemetar dan ingin meminta maaf, akan tetapi dia tahu bahwa kepala toko sudah sering memaafkan dirinya.

Bukan sekali atau dua kali pelayan tersebut melakukan kesalahan yang sama. Meski awalnya benar-benar orang rendahan, akan tetapi hal ini merusak reputasi toko.

Yin Hua tidak peduli akan pelayan miliknya itu. Matanya yang cerah memandang ke arah Kong Lao, dia kemudian tersenyum dan berkata, “Maaf atas tindakan pelayan itu. Sebagai kompensasinya, Anda dapat membeli benda yang disukai dengan setengah harga.”

Kong Lao mendengar itu tentu segera mengangguk. Hatinya mudah untuk ditenangkan, sehingga dia juga tersenyum dan menjawab, “Aku akan menerimanya dengan senang hati.”

“Jadi, apa saja rempah-rempah yang diinginkan oleh Tuan Muda?” Yin Hua bertanya sambil memiringkan kepalanya, dia bingung apa yang dicari oleh Kong Lao tersebut.

Tentu, Kong Lao tidaklah sopan. Dia mengambil kertas yang sudah disiapkan dan memberikan kertas tersebut kepada Yin Hua.

Perempuan itu menerima surat dengan elegan, kemudian melihat daftar rempah-rempah yang ingin dibeli Kong Lao dengan penuh minat dan rasa penasaran tinggi.

‘Tanaman Kumis Biru, Tanaman Hati Emas, Bunga Krisan, semua rempah-rempah ini bukannya kelas rendah? Juga beberapa tanaman tidak berguna.’

Yin Hua semakin merasa aneh. Sebenarnya rempah-rempah kelas rendah dan tidak berguna ini, baginya sampah dan diletakkan di gudang belakang.

“Tuan Muda, bukankah ini kelas rendah semua? Juga ini tumbuh liar di berbagai bukit di dekat sini.” Perempuan ini berkata dengan nada tenang.

Kong Lao mendengar itu ada rasa terkejut di dalam hati. ‘Ha... Memang bisa dikatakan rendah, akan tetapi ini adalah rempah yang paling berguna dalam alkemis.’

Tentu Kong Lao tidak mengucapkan hal itu secara langsung. “Jadi begitu, akan tetapi apakah kamu memiliki stok untuk rempah-rempah itu?”

“Banyak Tuan Muda, sebenarnya ini bagiku sampah di gudang. Awalnya aku bingung mau membersihkan bagaimana.” Yin Hua memandu Kong Lao selepas menyerahkan kertas itu kembali. “Namun, kemungkinan sekarang dapat hilang semua barang tersebut.”

Mendengar perkataan Yin Hua, Kong Lao merasa bahwa perempuan di depan tidak tahu manfaat asli dari tanaman-tanaman yang dirinya beli itu.

“Lalu, mengapa Anda memilikinya jika itu hanya sampah?” Kong Lao bertanya dengan penasaran. Dia belum mengetahui manfaat yang digunakan rempah-rempah tersebut dalam kehidupan barunya sekarang.

“Eh, apakah Tuan Muda benar-benar tidak mengetahuinya? Rempah-rempah seperti ini cocok untuk para petani menghilangkan hama dan beberapa untuk mengusir nyamuk.” Yin Hua menjelaskan dengan santai.

Kong Lao mendengar itu seketika paham. Aroma yang diberikan tanaman-tanaman tersebut memang sesuai untuk mengusir serangga dan menyejukkan ruangan.

Selesai itu, mereka berjalan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sampai akhirnya, mereka telah mencapai sebuah pintu cukup besar.

“Di sini adalah gudang tempat rempah-rempah itu berada, Tuan Muda. Anda dapat mengambilnya sesuka hati.” Yin Hua tidak terlalu peduli berapa yang akan diambil oleh Kong Lao.

Bahkan jika itu seluruh rempah-rempah di gudang tersebut, dia sama sekali tidak keberatan. Malah dirinya senang karena gudang yang ingin dikosongkan akhirnya tercapai.

“Oh, apakah tidak masalah semuanya?” Kong Lao yang masuk ke dalam gudang bersama Yin Hua, terpana akan banyaknya rempah-rempah kelas rendah tersebut.

“Tidak masalah.” Yin Hua mengangguk setuju. Kemudian, Kong Lao mengingat bahwa dirinya tidak memiliki cincin ruang.

“Pemilik, apakah aku bisa mendapatkan cincin ruang?”

“Eh, sebentar.” Yin Hua segera pergi dari gudang. Tak lama kemudian perempuan itu kembali dengan cincin ruang yang kristalnya memiliki warna merah.

“Di dalam cincin ruang ini, sudah ada Kristal Penentu Awan yang Anda inginkan, Tuan.” Yin Hua memberitahu isi dari cincin tersebut.

Kong Lao mengangguk dan memakai cincin ruang itu, kemudian mengambil seluruh rempah-rempah yang berada di gudang tersebut.

“Total keseluruhan berapa, Pemilik?”

“Untuk rempah-rempah tida-“

“Tambahkan saja tidak apa-apa, bagaimana mungkin aku mengambil tanpa membeli.” Kong Lao berkata dengan datar, dia tidak ingin mengambil sesuatu di toko secara gratis.

Yin Hua terpana, baru kali ini ada seorang Tuan Muda yang tidak ingin mengambil barang rendah dengan gratis. ‘Tuan Muda ini benar-benar menarik.’

Perlahan-lahan dalam diri Yin Hua tumbuh semacam perasaan ingin tahu. Dia tidak menekan perasaan tersebut, sehingga membuat senyum di wajahnya mekar.

“Kalau begitu, cincin ruang beserta kristal ialah tiga ratus perak. Sementara rempah-rempah, anggap saja lima puluh perak.” Yin Hua sudah memikirkan dalam benaknya jumlah dari rempah-rempah tersebut.

Kong Lao tersenyum dan dia mengeluarkan kantong yang berisikan dengan uang. Yin Hua menerimanya dan dia dapat merasakan bahwa di dalam kantong tersebut ada sekitar empat ratus perak.

“Tuan, ini sedikit berlebihan.”

“Tidak masalah, anggap saja itu bonus untuk pemiliknya sendiri karena cantik.” Kong Lao memuji dan dia keluar dari gedung. “Kapan-kapan aku akan kembali, kalau bisa siapkan beberapa rempah-rempah rendah lainnya.”

Yin Hua seketika tersipu ketika mendengar perkataan pertama Kong Lao, dia kemudian senang ketika mendengar kalimat terakhir.

“Aku usahakan untuk memenuhi kebutuhan Anda nanti, Tuan Muda.” Yin Hua tidak bisa berjanji, meski begitu dia merasa bisa mencari hanya rempah-rempah kelas rendah.

Kong Lao mengangguk senang dan akhirnya pergi dari toko tersebut, semua kebutuhan sudah dia dapatkan. Kali ini, waktunya untuk mengolah barang-barang tersebut.

Tepat saat Kong Lao akan pergi menuju ke bukit. Di depannya seorang perempuan menghalangi jalan dari lelaki itu.

To be Continued.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status