Share

156. Para Bandit 2

Namun pria itu tidak berhasil melanjutkan ucapannya, setelah satu kacang mendarat tepat di rahangnya yang keras, membuat dia terhempas di meja makan hingga berhamburan.

Dia meringis kesakitan, menatap sosok wanita yang baru saja menyerangnya dengan biji kacang dan sekarang serangan kedua kembali menghantam bola matanya.

Akkk...!

Akkk...!

Akkk...!

Pria itu meringis kesakitan, sementara Kinanti tersenyum sinis memandangi dirinya.

''Kurang ajar, rupanya kau hendak mencari kematian! ''Salah satu bandit yang lain menghunus golok besar.

Bersamaan dengan itu, pemilik warung makan segera berlari menghampiri anak gadisnya kemudian memandangi Kinanti dengan rasa bersalah.

''Maafkan aku tuan pendekar, karena mempermainkan harga kepada kalian berdua, tapi sekarang aku harap belas kasihan kalian untuk menolong kami. ''ucapnya.

Kinanti menatap pemilik warung penuh makna. ''Tidak usah merengek seperti bayi kecil! Aku akan menghajar semua orang ini bukan karena dirimu tapi demi anak gadismu.''

Hing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status