Share

Bab 21

“Kok lo mau jadi muhallil gue?”

Farhan tersedak. Ia meraih botol air mineral dan langsung meminumnya beberapa tegukan.

“Kenapa?” Ia balik bertanya.

“Hanya pen tau alasannya aja.”

“Penting ya?” sahutnya kemudian.

“Kalau gak keberatan.”

Ia berdehem beberapa kali.

“Selalu ada alasan untuk sebuah tindakan. Apa pun itu. Namun kadang ada yang lebih penting dari semuanya.”

“Apa?”

Pemuda itu menatap lekat.

“Tujuan.”

Fajar menekan kuat ujung batang rokok yang tersisa ke asbak. Belum satu jam duduk di teras rumah, ia nyaris menghabiskan setengah bungkus dari candu itu. Pikirannya kalut. Apalagi penyebabnya kalau bukan perubahan sikap Hayat. Disinyalir ada sesuatu yang disembunyikan wanita itu. Tapi entah apa.

Semakin ia pikirkan semakin panas rongga dadanya.

Untuk pertama kali sepanjang perkenalan mereka, Hayat bersikap seperti tadi.

“Sebaiknya rencana rujuk ini dipikirkan ulang.” Kata yang diucapkan Hayat tadi sore kembali terngiang di kepalanya.

Apa yang harus ia pikirkan ul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status