Share

MANIPULASI CINTA MAFIA
MANIPULASI CINTA MAFIA
Penulis: QUEEN NIS CA

1. BAKU HANTAM

"Emhh ... Jangan. Berhenti, sialan!" Lenguhan-lenguhan menggoda terlontar dari mulut seorang wanita yang terikat di kursi dengan kedua kaki yang terbuka lebar. "Jauhkan tangan kotormu itu, sebelum aku memotong lidah dan mencungkil mata busukmu itu!" ancamnya.

Sensasi kenikmatan yang dirasakannya secara tidak sadar membuatnya terlena. Ia meliuk-liukkan tubuhnya kala seorang pria dengan aksi nakalnya sengaja mempermainkan hasratnya. Pria itu tak berniat menghentikan aksinya, hingga membuat tubuh sang wanita menegang karena merasa harga dirinya telah terluka. Pria itu berhasil membuat sang wanita terlena hingga kesulitan mengatur napasnya.

"Edward, jangan macam-macam. Lepaskan aku sekarang juga sebelum kelompokku datang dan menghabisimu," ancam Rosy.

"Hahaha." Bukannya merasa takut, Edward justru tertawa terbahak-bahak mendengar ancaman Rosy yang menurutnya tidak menakutkan sama sekali. Edward bahkan menganggapnya terlalu konyol. "Jika mereka berani datang, aku akan membunuh semuanya. Aku akan membunuh semua pengikutmu dan menghancurkan organisasimu," cetusnya dengan mata berapi-api.

Edward mencengkram rahang Rosy dengan kuat, lalu mendekatkannya ke wajahnya seraya berkata, "Rosy, salahkan kekasihmu yang telah membunuh kekasihku. Aku berjanji akan membalaskan dendam ini. Karena kau sudah di sini, jadilah pemuas nafsuku. Jangan harap kau bisa pergi dari sini," cetusnya.

"Akhh ... Jangan!" Tubuh Rosy menggelinjang kesakitan tatkala Edward telah berhasil membobol pertahanannya. Kesucian yang selama ini dia jaga, kini terenggut oleh musuhnya yang bejat.

Melihat darah yang melumuri kejantanan miliknya, seketika Edward merasa heran. Kedua alisnya berkerut karena tak menyangka bahwa seorang wanita seperti Rosy ternyata masih perawan.

"Ternyata kau masih perawan. Kukira Tesla sering menikmatimu," gumamnya.

" J-jangan berpikir macam-macam. Tesla tidak berengsek sepertimu. Aku juga bukan wanita murahan!" cetus Rosy dengan suara bergetar, menahan kemurkaannya.

Edward tersenyum miring kala berhasil membuat wanita di hadapannya semakin membenci perbuatan bejatnya.

"Nona Rosy, karena ini kali pertamamu, maka akan kubuat kau tidak akan bisa melupakan sensasi yang kuberikan. Akan kubuat kau selalu mengingat bahwa akulah yang telah merenggutnya. Hahaha." Edward tertawa terbahak-bahak, lalu melanjutkan aksinya yang bejat.

"Edward, tunggu saja. Aku pasti akan memotong lidah dan kejantananmu itu!" ancam Rosy. Kemurkaan dan dendam menguasai hatinya.

"HAHAHA! Baiklah, akan kutunggu hari itu. Tapi sebelum itu, aku harus menikmatimu hingga puas sebelum membunuhmu!" cetus Edward.

BRAKK!

DOR!

DOR!

DOR!

Suara bising baku hantam yang terdengar di bawah sana sepontan menghentikan aksi panas mereka berdua. Edward terpaksa menghentikan aksinya, lalu bersiap merencanakan sesuatu yang sempat diaturnya matang-matang.

"Aku tahu kalian akan datang. Baiklah. Tunggu saja. Akan kukubur kalian semua di sini!" cetus Edward dengan geram.

"Edward. Mereka datang untuk melubangi kepalamu. Nantikan kematianmu sebentar lagi!" timpal Rosy dengan geram.

"Owh, benarkah? Belum ada yang pasti, entah kepala siapa yang akan terlubangi," balas Edward meremehkan.

Sekelompok gengster yang datang dengan gesit serta cekatan menerobos pintu dan memporak-porandakan markas milik Edward. Suara baku hantam dan tembakan terdengar sangat jelas di luar sana. Rosy telah menduga bahwa kekasihnya akan datang untuk menyelamatkannya.

"Sudah kubilang, mereka akan datang membunuhmu!" cetus Rosy. Guratan senyum disertai tawanya yang menggema sangat memuaskan hatinya.

Tatapan nyalang Edward dilempar ke arah Rosy. Ekspresi wajahnya lebih mengerikan dari sebelumnya. Tanpa aba-aba, Edward menodongkan sebuah pistol ke kening Rosy. Tinggal menunggu waktu saja, Edward akan memustuskan menarik pelatuknya atau tidak.

"Mari kita lihat siapa yang akan mati terlebih dahulu. Setidaknya, aku sudah mencicipi rasa tubuhmu sebelum aku mati. Mati pun tidak akan menyesal," balas Edward dengan senyum semirik di wajahnya.

Tubuh Rosy menegang. Keringat dingin mengucur di pelipisnya. Tatapannya tertuju pada pistol yang siap untuk merenggut nyawanya sewaktu-waktu.

"Lihatlah wajahmu yang menyedihkan itu. Kenapa? Setelah bersikap arogan, sekarang kau takut mati? Dengar, Nona Rosy. Aku menculikmu dengan mempertaruhkan nyawaku. Aku tidak pernah takut mati. Palingan ... Kita akan mati bersama. Seperti cara kekasihmu merenggut nyawa kekasihku, kali ini akulah yang akan merenggut nyawamu," cetusnya dengan sikap arogan sembari mengeratkan rahangnya.

BRAK!!!

Pintu didobrak dari luar. Kekasih Rosy yang bernama Tesla pun berhasil menemukan ruangan di mana Rosy disekap oleh Edward. Tesla menerobos masuk bersama dengan para bawahannya yang siaga melancarkan baku tembak.

Melihat kekasihnya yang tengah disekap oleh sang musuh membuat Tesla menggeram seketika. Andaikan Edward tak mengancam Rosy dengan pistol, ia pasti akan menembak musuhnya saat itu juga dan menyelamatkan kekasihnya.

"Turunkan senjata kalian sekarang juga. Atau tidak, aku akan menembaknya!" ancam Edward seraya mencekik leher Rosy dengan pistol yang masih ditodongkan dengan satu tangannya yang lain.

"Rosy, jangan takut. Aku pasti akan menyelamatkanmu," ucap Tesla dengan suara lembut demi meyakinkan Rosy agar percaya pada perkataannya.

Rosy yang sudah ketakutan setengah mati pun hanya bisa memasrahkan semuanya dan mempercayakan keselamatannya demi kekasihnya.

"Edward, jika kau berani melukainya sedikit saja, aku pasti tidak akan mengampunimu," ancam Tesla dengan lantang.

Tesla sengaja menuruti perintah Edward dan menurunkan senjatanya, beserta rekannya yang lain. Setelah Tesla menurunkan senjatanya, Edward pun akhirnya melepaskan tali pengikat di tubuh Rosy.

Tiba-tiba salah seorang rekan yang datang bersama dengan Tesla datang membisikkan sesuatu di telinganya.

"Tuan, kami telah mendapatkan barang yang Anda inginkan," bisiknya di telinga Tesla.

"Bagus," balas Tesla. "Edward, menyerahlah. Aku sudah tidak peduli lagi dengan wanita itu. Sudah lama sekali aku ingin menyingkirkannya. Bunuh saja jika mau," cetus Tesla.

Bagaikan petir menyambar. Tak disangka, kekasih yang sangat dicintainya itu akan mengorbankan nyawanya setelah mendapatkan apa yang diinginkannya.

"Tidak berguna! Rosy, ternyata kau hanya sampah!" hina Edward seraya mencekik leher Rosy. "Sekali lagi. Jika kalian tidak mundur, akan kubunuh pemimpin kalian!" ancam Edward.

"Bunuh saja dia! Jika dia mati, maka aku yang akan menggantikan posisinya. Hahahah!" Tesla tertawa bahagia.

Tak disangka, selama ini Rosy ternyata telah jatuh cinta kepada pria yang salah. Alasan Tesla mendekatinya dan memperlakukannya dengan baik hanya demi memuaskan ambisi liarnya. Setelah Tesla mendapat apa yang diinginkannya, maka dia tak lagi membutuhkan Rosy.

"Sialan! Kalian yang meminta aku melakukan ini!" cetus Edward. Ia melepaskan ikatan Rosy, namun tak sengaja merobek pakaiannya. Terbukalah kulit bahu Rosy yang putih mulus.

Tatapan Edward tertuju pada tanda lahir berbentuk bunga melati di pundaknya. Edward yang awalnya berniat membunuh Rosy, tiba-tiba terkecoh dan sengaja mengurungkan niatnya.

'Siapa Rosy sebenarnya? kenapa dia memiliki tanda lahir seperti itu di bahunya?' batin Edward bertanya-tanya.

DOR!!!

Peluru diluncurkan ke arah Edward, namun meleset. Kepekaan Edward terhadap serangan mendadak yang menolongnya menghindari peluru yang melesat hampir mengenai kepalanya.

"Hari ini bukanlah hari kematianku!" cetus Edward.

TUT ...

TUT ...

TUT ...

BAM!

DUARRR!

DUARRR!

DUARRR!

Suara ledakan bom yang terdengar nyaring menggetarkan jiwa, seketika meratakan seisi ruangan.

Apakah Edward dan Rosy berhasil selamat?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status