Share

2. MUSUH JADI ISTRI

Setelah meledakkan satu bangunan, Edward membawa Rosy keluar melalui rute bawah tanah. Dia sengaja membuat Rosy tak sadarkan diri, lalu membawanya menuju ke tempat yang telah dia janjikan bersama dengan bawahannya.

"Tuan, apa Anda baik-baik saja?" tanya Kelvin sekadar basa-basi, walaupun sebenarnya dia sangat mengenal siapa Edward. Ya, tidak mungkin sesuatu terjadi kepada seorang Edward yang cerdik dan licik.

"Omong kosong," celetuk Edward sembari menampilkan senyum miring. "Apa kau lupa siapa aku?" ujarnya percaya diri.

"Tentu saja tidak. Kalau begitu, silakan." Kelvin membukakan pintu mobil seraya mempersilakan agar Edward masuk ke dalam.

Tanpa menunda waktu, mereka pun masuk ke dalam mobil dan melajukannya dengan kecepatan gila di atas rata-rata.

"Tuan, apa kau jatuh cinta kepada sang Ratu?" goda Kelvin kala membuka pembicaraan.

"Kelvin, apa kau merasa sangat bosan?" ketusnya.

"Tidak, hanya saja ... aku merasa aneh. Bukankah seharusnya kau membunuhnya, tapi kenapa kau malah membawanya hidup-hidup?" Kelvin mengungkapkan rasa penasaran dalam batinnya.

"Kau seharusnya mengenalku. Aku hanya merasa, wanita ini cukup menarik. Aku ingin bermain-main lebih lama dengannya," kata Edward dengan sikap bersemangat. "Selain itu, ada yang membuatku penasaran. Kelvin, apa ku bisa menyelidili latar belakang wanita ini?" tanyanya.

"Latar belakangnya? bukankah sudah sangat jelas? dia putri dari orang yang telah ... ." Reflek Kelvin membungkam mulutnya. Hampir saja dia salah berucap. Untungnya, ia langsung sadar diri.

Siapa yang tidak tahu dengan Zanilia Rosyaliz? Dia adalah seorang Queen Mafia yang terkenal sangat arogan. Ia tak terlihat seperti seorang wanita. Bahkan, para pria pun banyak yang tunduk kepadanya. Dia memimpin organisasi mafia terbesar di Eropa. Namun, anehnya wajah Rosy tak terlihat seperti wanita Eropa, melainkan lebih identik seperti wanita Asia.

Rambutnya yang hitam dengan kulit putih mulus dan matanya yang gelap sebagai ciri khas wanita Asia. Banyak yang menduga jika dirinya memang berdarah campuran. Namun, semua itu hanyalah asumsi. Tak ada seorang pun yang berani menyelidiki latar belakangnya.

Sedangkan Edward Jesyleo selama ini berstatus sebagai bodyguard yang senantiasa mendampingi Rosy. Namun ternyata, identitas Edward justru sangat tidak biasa. Itu sebabnya terjadilah pengkhianatan besar yang mengacaukan organisasi milik Rosy.

***

"Queen Mafia. Hahaha. Rosy, kau pasti tidak menyangka jika pada akhirnya kau akan jatuh ke dalam dekapanku. Omong-omong, kau terlihat sangat menyedihkan. Memohonlah padaku. Siapa tahu, aku berubah pikiran dan menjadikanmu wanita milikku," goda Edward.

Samar-samar perkataan terdengar suara Edward yang mengatakan hal-hal menjijikan dan membuat telinga Rosy terasa sangat panas. Geram dan sangat ingin melubangi kepalanya saat itu juga.

"Lepaskan! Lepaskan aku!" Berusaha memberontak sekuat tenaga.

Tatkala ia tersadar, ternyata ia telah disekap di dalam ruangan kedap suara dengan kondisi tangan dan kaki terikat ke belakang. Namun, ia tetap berusaha terlihat tegar. Setelah mengalami banyak situasi hidup dan mati, ia tak ingin terlihat lemah di hadapan seorang pria bejat yang telah merendahkan harga dirinya dan melecehkannya sedemikian rupa.

"Jangan banyak omong kosong! bunuh jika ingin bunuh. Sini! cepat! Dasar bajingan!" tantang Rosy tanpa gentar sedikit pun.

Penampilan Rosy yang tampak berantakan justru terlihat sangat seksi di mata Edward. Apalagi ketika Rosy terus berontak dan mengumpatinya dengan kata-kata kasar.

"Bunuh aku, Berengsek! jika kau tidak membunuhku sekarang, hati-hati aku akan membunuhmu suatu hari nanti. Akan kupastikan kau mati dengan cara paling mengenaskan. Pada saat itu, aku akan mengadakan pesta di tempat pemakamanmu. Alangkah baiknya jika tubuhmu dimakan hewan buas!" cercanya habis-habisan. "Aku akan membunuhmu! Aku membunuhmu!" Rosy menghabiskan begitu banyak tenaga untuk mengumpat seorang Edward yang hanya menatapnya dengan wajah tersenyum. Sangat menyebalkan. Justru menjijikan seribu kali lipat. Bahkan jika membunuhnya dalam seribu kali kehidupan, Rosy takkan pernah puas dan takkan pernah memaafkan penghinaan yang telah dia terima hari ini.

Tap ...

Tap ...

Tap ...

Langkah kaki Edward terdengar elegant kala dia berjalan menghampiri Rosy dengan semirik senyum culas. Dia menurunkan tubuhnya, lalu mencengkram rahang Rosy yang mengerat seraya berkata, "Baiklah. Aku akan menunggu sampai hari itu. Bunuh aku dan adakan pesta di hari pemakamanku. Lakukan jika kau memiliki kemampuan sehebat itu. Tapi untuk sekarang ... Nona, kau adalah milikku. Aku yang lebih berkemampuan membunuhmu, ataupun mempermainkanmu," ucap Edward dengan intonasi suara yang tenang dan stabil.

Jarum suntik dikeluarkan dari saku pakaiannya. Di detik itu, Rosy tanpa kuasa melawan tatkala ujung jarum menembus urat lehernya. Entah obat macam apa yang digunakan Edward untuk Rosy.

"Nona Rosy, kau bisa membunuhku nanti. Tapi sebelum itu, biarkan aku bermain-main denganmu sampai puas," lanjutnya.

Usai jarum suntik menusuk urat nadi di leher Rosy, seketika tubuhnya mulai melemah dan berakhir tak sadarkan diri. Di momen itu, Edward dengan kasar merobek pakaian Rosy untuk memastikan sesuatu.

"Tanda lahir ini, kenapa sangat mirip seperti ... ." Jenak Edward menghentikan ucapannya, "Rosy, siapa kau sebenarnya?"

Kemudian, Edward menggendong Rosy dan membaringkan tubuhnya di sebuah kamar mewah dengan kasur yang empuk dan nyaman. Sejenak dia memperhatikan wajah Rosy dan bergumam dalam hati, 'Apa benar itu kau? kenapa sama sekali tidak mirip?' batinnya.

Edward akhirnya meninggalkan Rosy di dalam kamar, lalu memanggil beberapa bawahannya.

"Selidiki latar belakangnya sampai kalian menemukannya. Aku tidak mau tahu bagaimana cara kalian mendapatkannya. Aku hanya ingin hasil secepatnya. Ingat, jangan kembali sebelum kalian mendapatkan data akurat. Jika tidak, kalian tahu sendiri bagaimana caraku menghukum orang yang tidak kompeten," titah Edward. Lebih terdengar seperti ancaman besar kepada sekelompok anak buah yang ditugaskannya.

"Baik!" Tanpa banyak bicara, para bawahan Edward pun bubar guna melaksanakan tugas yang telah dibebankan.

Di sebuah Mansion yang sangat mewah, di sanalah tempat tinggal asli seorang Edward Jesyleo. Bahkan, Rosy sendiri tak menyangka jika pria yang telah lama menjadi bodyguardnya itu ternyata musuh terbesarnya dalam organsisasi kejahatan.

Selama ini, Edward sengaja menipu memalsukan identitasnya, menipu Rosy agar menjadikannya seorang Bodyguard. Padahal faktanya, Edward ternyata tengah melakukan penyamaran sebagai mata-mata untuk menghancurkan organisasi musuh terbesarnya yang selalu menghambat pekerjaannya.

Setelah semalaman tak sadarkan diri, akhirnya Rosy terbangun. Tatapannya mengedar ke sekeliling tempat yang terasa asing dalam ingatannya.

"Di mana aku? apa yang terjadi?" Rosy bertanya-tanya kebingungan.

"Istriku, akhirnya kau sudah sadar." Tatkala melihat Rosy akhirnya telah terbangun, Edward yang baru saja memasuki kamar gegas menghampiri Rosy seraya memasang wajah yang sangat ekspresif. Dia memang pantas mendapatkan penghargaan Oscar.

"Istri? Kau ... siapa?" Rosy tampak seperti orang yang ling-lung setelah sadarkan diri.

'Rupanya efek obat bekerja dengan baik. Sepertinya, sekarang dia tidak mengingat apa pun. Bagus sekali. Permainan terasa semakin menarik,' batin Edward dipenuhi permainan licik.

"Sayang, apa kau tidak mengenaliku? aku Edward, suamimu. Sayang, apa ada yang salah dengan kepalamu? coba ingat-ingat sekali lagi. Tatap wajahku dengan baik. Lihatlah, apa kau mengingat sesuatu?" cecar Edward sembari memasang ekspresi yang menyedihkan dengan linangan air mata yang berkaca-kaca.

Dengan sigap, Edward meraih telapak tangan Rosy seraya menariknya mendekati wajahnya. Semilir hembusan napas hangat terasa menyapu kulit mereka satu sama lain kala jarak mereka kini sangatlah dekat.

Rosy menatap wajah Edward dengan tatapannya yang polos. Netranya tak terpalingkan dari wajah tampan Edward yang maskulin. Menatap pria tampan dalam jarak sedekat itu sungguh membuat jantungnya berdebar kencang.

'Apa ini mimpi? Wajahnya sangat tidak nyata. Kenapa bisa ada pria setampan ini? Apa benar, pria ini suamiku? Kenapa aku tidak bisa mengingat apa pun tetangnya? Tidak, apa yang terjadi denganku? Kenapa aku tidak bisa mengingat apa pun?' Rosy bertanya-tanya dalam batinnya.

"Aku ... Aku tidak ingat apa pun. Bagaimana mungkin aku mempercayaimu? Jika memang benar kita adalah sepasang suami istri, lalu mana buktinya?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status