Kendall adalah orang yang paling bersedih sedunia pada hari ini. Betapa tidak, dia bakalan kehilangan suaminya dalam waktu yang lama atau bahkan untuk selama-selamanya. Dia berkata dengan air mata yang banjir di wajahnya. “Ayah, tolonglah suamiku. Selamatkan dia dari jeratan hukum. Aku percaya kalau Ayah bisa melakukannya.”Somers tak sampai hati begitu menyaksikan putrinya tampak sedih dan tidak bisa menerima ujian berat selaku seorang istri yang akan ditinggalkan oleh suaminya. Namun, dia cuma berkata dengan nada yang putus asa. “Maafkan ayah mu, Kendall.”“Kenapa, Ayah? Kenapa?” Kendall sampai bersimpuh di hadapan Ayahnya sambil sesenggukan melepaskan emosi yang membuncah di dadanya. “Aku tidak mungkin bisa menyelamatkan suami mu dari jeratan hukum.”Kendall menggeleng keras lalu memeluk kaki ayahnya. “Kau bisa, Ayah. Kau bisa. Kau adalah Jenderal yang pernah menjabat Presiden, kau masih punya kuasa dan pengaruh. Selama ini juga kau masih bisa mengatur apa yang ada di sana. Jadi
Setelah diam agak lama, barulah Somers berkata dengan lemah, “Maafkan ayah mu, Kendall. Ayah tidak bisa menyelamatkan suami mu. Terserah kau mau bilang apa dan melakukan apa pun. Ayah tidak sanggup.”Sungguh Kendall kecewa berat sama ayahnya. “Ayah mampu menolong Pablo, tapi kenapa tidak mampu menolong suamiku?” Kendall masih meringis dan berharap agar ayahnya mau melakukan sesuatu. Namun, Somers telah menyerah sepenuhnya. “Sulit untuk menjelaskan pada mu, Kendall. Sejujurnya, aku tidak tega melihat suami mu kena hukum dan sungguh prihatin terhadap kondisi keluarga mu. Tapi apalah dayaku sekarang. Aku mengakui tidak punya pengaruh lagi baik di pemerintahan maupun di militer. Kendall berdiri sambil menutupi wajahnya yang penuh dengan air mata kesedihan. Dia sudah merengek habis-habisan di hadapan ayahnya. Tapi segala usaha dan kesedihan di hatinya tidak akan mengubah kenyataan yang ada. Somers menghela napas pendek sebelum berkata, “Ayah yang nanti merawat dan menjaga kalian. Ayah y
Hari pun berganti hari. Alexander tetap pada aktivitas seperti biasa selaku Jenderal Naga Emas dan mengurus kesembuhan Somers sebelum menuju dua “Plot Puncak”, yakni pertarungan antara Bryan menghadapi Tony dan juga Pementasan kedua dari Sophie. Pertarungan dan Pementasan tersebut akan menjadi cerita seru bagi Alexander sembari menyelesaikan misi pertamanya yang hampir sukses. Pasalnya, dia telah berhasil sepenuhnya menggagalkan rencana Somers yang hendak mencaplok saham mayoritas WR-Oil dari tangan Warren Rockefeller. Misi pertama sudah berada di penghujung kisah, dengan begitu sebelum membuka lembaran bab baru, dia ingin melihat Bryan berhasil mengalahkan Tony, dan Sophie sukses menjadi pemeran yang disukai. Tak terasa, jadwal pertarungan dua kakak beradik Keluarga Rockefeller itu dipercepat lantaran Tony marah besar karena terus dipancing-pancing oleh Bryan. Bryan kerap menebarkan psy-war guna memantik amarah Tony supaya pertandingan mereka segera dilaksanakan. Alasan terbesar
Tony melakukan beberapa gerakan pemanasan. “Sudah aku bilang, lebih baik kita berkelahi di rumah saja.” Dia mengedarkan pandangan ke arah kursi penonton. “Kau pakai mengundang keluarga kita segala. Pakai mengundang panglima pula. Aku tidak mengerti pola pikir bocah.”Mendengar itu, Bryan malah terkekeh. “Kau tetap saja bodoh. Kau tidak paham rupanya kenapa aku membawa mereka di sini.”Terjadi perdebatan sengit di antara keduanya sebelum pertarungan digelar. Sampai saat ini Tony masih saja menganggap bahwa adiknya lemah dan tidak bakalan pernah menang jika bertarung melawan dirinya. Sama, Bryan pun masih beranggapan bahwa Tony adalah kakak yang naif dan tidak becus jika diberi amanah mengurus sesuatu. Mereka saling menjatuhkan mental satu sama lain. “Kau tidak lebih dari guru matematika yang tidak akan pernah sukses selamanya!” serang Tony sambil tersenyum miring. “Kau pikir, dengan pandai berhitung lantas kau bisa mengurus bisnis besar ini? Mimpi!”Tanpa ragu Bryan membalas. “Apa k
Skenario yang dirancang oleh Tony cukup terencana dan sistematis. Pertama, dia bekerja sama dengan organisasi rahasia untuk merencanakan penculikan dan pembunuhan terhadap ayahnya sendiri. Kedua, Tony sengaja membuat perusahaan terpuruk sehingga nilai pasarnya anjlok, alhasil dia akan lebih cepat menjualnya dengan harga murah. Ketiga, setelah punya uang banyak, barulah dia membangun perusahaan baru sesuai keinginannya sendiri. Meskipun telah berhasil melewati dua tahapan, dia gagal mendapatkan hasil yang diharapkan. Ekspektasi yang dia pasang tidak sesuai dengan kenyataan yang dia terima. Parahnya, di akhir cerita, dia justru kecewa saat nyaris saja berhasil. Kalau saja waktu itu Alexander tidak ikut campur, sudah barang tentu WR-OIL bakal lepas. Bryan sengaja mengundang sejumlah orang penting dari kerabatnya guna menyampaikan fakta pada mereka tentang kebobrokan Tony selama ini. Biar mereka tahu bahwa Tony jauh lebih bodoh dari apa yang mereka nilai. “Kau membayar murah organisasi
“Jika benar apa yang dikatakan Bryan, maka kau tidak akan kami maafkan, Tony!”“Kami tidak menyangka kalau kau setega ini. Kami tahu bahwa kau memang sering ribut dengan Ayah mu, tapi tidak pernah terduga kalau kau sebenarnya sejahat itu.”“Lebih parah dari apa yang kami nilai.”“Kau tidak pantas masih menjadi bagian dari Keluarga Rockefeller!”Umpatan dan ejekan pun berhamburan di sana. Meski begitu, Tony tidak mau nama dan wajahnya rusak di hadapan mereka. Dia berjalan dengan gagah seraya berkoar, “Kalian sudah ditipu oleh bocah ini! Sungguh tidak benar apa yang kalian dengar tadi. Walaupun aku memang kerap bertengkar dengan Ayah, bukan berarti aku tega sampai menginginkan dia mati. Bryan sudah keterlaluan!”Jack mendekati sisi oktagon. Sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam urusan ini, dia wajib tahu sampai ke akar masalah. “Bryan, kami di sini paham tentang siapa dirimu. Kau dikenal sebagai anak yang pintar dan jujur. Jadi jangan kecewakan kami lantaran membicarakan ses
Bukan hanya Keluarga Rockefeller, tapi seluruh masyarakat yang tinggal di negeri ini sangat segan dan menghormati Jenderal Naga Emas. Bryan sengaja meminta Jenderal Naga Emas menghadiri, menyaksikan, sekaligus memberikan beberapa penggal kalimat sebelum pertarungan berlangsung. “Panglima yang terhormat, silakan untuk naik ke arena. Kami butuh suara mu. Ketika kau sudah bicara, tidak akan ada pengkhianatan di antara mereka berdua.”Alexander kemudian masuk ke dalam oktagon. Dia merapikan seragam tentara dan topeng Naga emasnya, lalu berkata dengan sangat tenang. “Tony, dulu aku pernah mengatakan pada mu bahwa suatu hari nanti Bryan pasti mengalahkan mu, Bryan pasti membalaskan dendamnya. Sekarang kau tahu, Bryan selama beberapa minggu ini berguru padaku. Untuk apa? Ya, untuk meratakan mu.”Alexander juga mengatakan bahwa Bryan yang sekarang jelas berbeda dari Bryan yang dulu. “Kau tidak pantas lagi memanggilnya sebutan bocah, pengecut, pecundang, dan sebagainya. Bryan berubah total.
Alexander lebih percaya pada Bryan ketimbang Tony. Maka dari itu dia sudah menyusun agenda untuk melakukan pelacakan terhadap organisasi tersebut, namun ini akan menjadi proyek jangka panjang sebab sepertinya bukanlah tugas yang mudah. Percuma saja menginterogasi Tony. Tidak ada gunanya. Tony tetap menjadi dirinya sendiri yang utuh walaupun dipaksa dan disiksa. Organisasi itu mungkin ada hubungannya dengan kasus penculikan dirinya dan juga orang tuanya. Jadi tidak ada alasan untuk mengabaikannya. Sementara itu, Tony semakin kena mental. Lantas, apakah dia masih sanggup meladeni tantangan dari Bryan? Yang pasti tidak mungkin batal. Pasalnya, kehadiran Jenderal Naga Emas di sini adalah untuk memastikan pertarungan ini tetap terlaksana. Tidak ada alasan apa pun yang bisa membatalkannya. Jika ada yang berani protes, orang itu mesti berhadapan dengan Jenderal Naga Emas. “Tony, kau masih punya waktu untuk berpikir sebelum identitas organisasi tersebut berhasil terbongkar. Seandainya ka