Share

Part 45

Aku menatap Malik yang tiba-tiba sudah ada di depanku. Kepala Haikal menyembul dari dari pintu toilet yang belum tertutup.

"Chaca mau ngintip Haikal tuh, Bang," ledeknya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Cis... " Aku mendesis sambil merapatkan barisan gigi menoleh ke arahnya.

Haikal kemudian masuk kembali setelah berhasil membuatku kesal.

"Hari ini kamu lembur!"

"Lembur?" Aku mengulang.

"Iya, laporan kamu semuanya salah. Nggak sesuai sama permintaan outlet."

Ini pasti akal-akalannya saja hendak mengerjaiku, atau mungkin sengaja memberikan hukuman kepadaku.

"Saya rasa nggak ada yang salah, Pak."

"Pak?" Lagi-lagi dia mengulangi sebutanku.

"Memangnya Abang setua itu?" Dia bersikap seolah tidak terjadi apa pun pada kami.

"Iya. Bapak. Sekarang saya dan anda hanya sebatas karyawan dan atasan! Wajar kan kalau saya manggil Bapak!" Sifat angkuhku kambuh lagi.

Malik tertawa kecil.

"Kenapa gitu? Nggak takut dipecat?"

Ciss.. dia mulai berani mengancamku. Dasar orang aneh, tidak b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status