Share

Part 81

"Kenapa mendadak begini? Abang bilang istirahat saja dulu. Kita ke dokter sekarang!"

"Chaca nggak butuh dokter. Chaca cuman butuh istirahat." Aira kembali melangkah dan meletakkan gelas minuman di atas meja, lalu berlalu pergi.

"Abang merindukanmu," ucapnya lirih.

Hatiku semakin perih dibuatnya. Dia mendekat dan ingin memelukku, namun seketika aku mundur dan menjauh darinya.

"Ada apa?" tanyanya terheran-heran.

"Pulanglah, Chaca udah bilang ingin istirahat." Aku tak ingin terlihat menangis di depannya. Aku segera melangkah meninggalkannya dan menuju ke kamar serta langsung menguncinya.

"Buka pintunya Chaca, berhenti bersikap seperti ini." Ia mengetuk pintu dengan sabar.

Aku meluapkan tangisku membelakangi pintu. Suaranya terdengar jelas di telinga.

"Buka pintunya, Chaca. Kenapa terus menghindar. Kita bisa bicarakan dengan baik-baik. Jangan seperti ini." Suara ketukan terdengar menjadi lebih keras.

Aku masih diam tak menjawab, hanya menutup mulut agar suara tangisan tak terdengar k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status