Share

BALAS DENDAM

Minta ditabok pakai ekor bunglon si Aina ini. Bisa-bisanya dia tersenyum di pojokan sana, sedangkan Inara digas habis-habisan oleh keluarga Angga. Pasti dipikirnya Inara sedang tertunduk menyesal saat ini. Mana tahu dia, kalau Inara memergokinya tersimpul licik seperti sekarang.

Sepasang tangan Inara mengeras. Tak sabar ingin menonjok muka manipulatif milik madunya.

"Luka Aina nggak seberapa. Tadi juga dia bisa berjalan dengan normal." Inara mencoba membela diri.

"Itu kan menurut kamu. Lagi pula kamu melihatnya sudah berapa jam yang lalu, Inara? Sekarang tengoklah Aina! Dia bahkan nggak sadar-sadar dari pingsannya."

"Kenapa Umi terlalu anarkis, padahal itu cuma perlombaan biasa? Kalau menang pun, paling hadiahnya cuma piring cantik dan bukan emas batangan." Rambut lebat dan berkilau kepunyaan Angga diacak-acak.

"Loh, kenapa kalian jadi sepanik ini? Seakan-akan yang terbaring di sana adalah keluarga kalian sendiri."

Suasana sempat hening selama beberapa saat.

"Heran aku," sambung Inara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status