Share

Kita Harus Bicara

“Ayah?” ucap Hana parau. Gadis yang sudah setengah tertidur itu mengetahui ada seseorang yang baru saja masuk ke kamar.

“Ya, ini aku.” Henry mendekat. Lalu, ia duduk di tepi ranjang.

Mengetahui itu, Hana menggeser kepala dan meletakannya di pangkuan ayahnya.

“Ah, anak gadis ayah sudah sedewasa ini.” Henry menyembunyikan kekhawatirannya.

Hana hanya tersenyum dan menikmati usapan lembut di kepala yang sekian lama ia rindukan. Lalu, ia tertidur lelap.

Henry menghela napas dalam untuk melepaskan ketidakberdayaannya yang menghimpit. Kemudian ia menarik tempat tidur cadangan dari bawah ranjang dan tidur di sana.

Waktu berlalu.

Pagi datang mengunjungi Blue Mansion. Sinar matahari menerobos ke celah-celah jendela kamar tidur Henry. Laki-laki yang tertidur dengan tangan dipegang Hana itu nggak menyadari bahwa ada dua laki-laki yang tengah berdiri menyaksikan tidur lelap mereka.

“Ehem.” Zan berdehem untuk membangungkan keduanya.

“Saya akan membangunkan mereka, Bos.” Sekretaris pribadi Zan henda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status