Share

Bab 28 Mendapatkan Tanda Tangan

"Ih, Mas. Berhenti panggil aku kayak gitu. Malu, Mas," ucapku merajuk, tapi Mas Fiqri malah mengacak kepalaku yang tertutup jilbab.

"Cepatan bersih-bersih. Dasar pemalas. Ini sudah sore," ucap pria itu. Tangannya masih saja di atas kepalaku.

"Emang jam berapa, Mas?" tanyaku. Masih dengan nada jutek.

"Sudah jam 5, Dewi Afifah."

"Apa!" pekik ku, spontan menutup kembali pintu dan berlari ke kamar mandi. Menyambar handuk yang tadi siang kuletakkan di sandaran kursi meja rias.

"Astaghfirullah. Aku belum sholat ashar," bisik hati kecilku mengiringi langkah kaki.

'Hanya dengan mengingat Allah, hati akan merasa tenang.'

Kalimat ini memang benar adanya. Setelah semua kejadian yang beruntun menimpaku, apakah aku masih bisa setegar ini jika tidak ada campur tangan Tuhan dalamnya.

Setelah menyelesaikan rakaat terakhir, kulipat sejadah meletakkannya ditempat semula. Gagas aku mengambil jilbab instan mengenakannya. Meskipun Mas Fiqri sudah seperti kakak bagiku, tapi tetap saja lelaki itu b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status