Share

Bab 33 Mengigau Nama Dewi

Setelah sampai, lekas aku turun membuka pagar dan langsung berjalan menuju pintu utama. Tanpa menutup kembali pagarnya. Biar saja Mas Bagas tutup sendiri, ini adalah bentuk protesku pada pria menyebalkan itu. Mengeluarkan kunci dari dalam tas lalu membuka pintu, lagi-lagi tanpa menunggu Mas Bagas, aku menerobos masuk.

Siapa suruh tadi di acara belain Dewi. Seharusnya 'kan dia belain aku, Dewi loh sudah ninggalin dia, sebentar lagi akan digugat cerai. Apalagi mau diharapkan! Lebih baik menghargai orang yang sekarang mau bertahan, iaitu aku.

"Dek, bikinin kopi ya. Mas lagi suntuk ini, pengen ngopi," suruhnya.

Ku hela nafas panjang lalu menyentaknya kasar. Sabar Lika ... sabar. Tahan, kamu masih perlu bersabar sedikit lagi. Kalau brankas sudah terbuka dan menguasai isinya, baru tunjukkan taringmu. Pasti Bagas tak akan bisa berkutik lagi. Aku mensugesti diri sendiri.

Kuletakkan tas jinjing di sofa dan melangkah menuju dapur. Membuatkan pesanan Mas Bagas. Sebenarnya masih kesal pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status