Share

23. Sebuah Rahasia Kecil

"I-itu ... a-ku ...." Yani tergagap saat hendak menjelaskan semuanya.

Mayang tersenyum sinis melihat reaksi kedua teman indekosnya. Ternyata semudah itu mengintimidasi mereka semua. Mayang ingin terbahak melihat wajah kedua temannya saat ini. Wajah yang menunjukkan kesalahan.

"Ya, sudah, kalo kamu tidak ingin ikut bergabung. Biar kami pamit dulu," kata Sinta pada akhirnya dan segera meninggalkan depan kamar milik Mayang.

Mayang hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah kedua temannya meninggalkan kamarnya, ia segera menutup dan mengunci kembali pintu kamarnya. Mayang kembali duduk di karpet yang ada dibawah kasurnya itu. Mendadak ia masih mengingat tentang laki-laki yang dibuntutinya saat berada di bank.

"Mayang kelihatan marah sama kita. Dia menghindar dari kita, lagian salah kamu, Sis. Ngomong-ngomong keluar soal Mayang. Padahal belum jelas kebenarannya." Sinta kali ini bersuara dan menyudutkan Siska.

"Kok jadi salah aku? Lagian siapa yang waktu itu bilang kalo Mayang depresi? Kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status