Share

Masih Ada Jebakan

Sontak saja wajah Zia langsung memerah bagaikan kepiting rebus. Tangan Zia refleks meraih bantal sofa di samping kanannya dan melayangkan pukulan pada Sean. Lelaki itu hanya tertawa dan tak melawan dari pukulan gadis kecilnya. Sean hanya melindungi wajahnya dengan tangannya.

Pukulan Zia terhenti. Suara ketukan pada kamar tersebut kembali terdengar. Mereka berdua langsung bertukar pandang dengan tatapan cemas.

“Saya pak Sadin, Tuan,”

Suara dari balik pintu langsung membuat wajah keduanya berubah tenang. Sean langsung bergegas bangkit dari duduknya. Namun, lelaki itu memasang wajah heran.

“Bagaimana pak Sadin bisa ke sini? Pasti saya tidak akan bisa istirahat,” keluhnya seraya berjalan menuju pintu.

Ya, pak Sadin pasti akan langsung menindak masalah tersebut hingga tuntas. Bahkan asisten pribadinya lebih tegas darinya jika menyangkut keselamatan dirinya. Lelaki itu lantas memilih keluar dari kamar tersebut menemui pak Sadin.

“Ada apa, Pak Sadin?” tanya Sean setelah ia menutup rapa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status