Share

48. KEBAKARAN JENGGOT

Lidah Nada kelu sekarang. Dia tak sanggup berkata apa pun. Melihat wajah anaknya yang nampak emosi, membuat hati Nada meradang. Dia benar-benar merasa sangat bersalah sekarang.

“Mama, please,” mohon Deven yang sedari tadi menunggu jawaban sang ibu.

Dengan hati yang terasa berat, Nada mengangguk. Dia masih tidak berani menatap wajah anaknya.

Sedangkan—setelah mendapatkan jawaban dari sang ibu—Deven langsung melihat ke arah Adrian yang sedang berdiri menatap ke arahnya. Untuk beberapa detik mereka saling bertatapan.

Adrian masih tidak menyangka dengan kenyataan yang sekarang dia sedang hadapi. Anak yang kini ada dalam pantulan objek yang dilihatnya ternyata adalah darah dagingnya. Adrian bingung sekarang, dia tidak tahu harus bersikap apa.

“Kenapa Mama bohong padaku, Ma?” tanya Deven lagi, kini pandangannya ia arahkan kembali pada sang ibu.

“Maafkan Mama, Dev. Kamu masih kecil, kamu akan sulit memahaminya,” terang Nada sambil menangis.

Deven menggeleng, “Mama jahat! Mama selalu bila
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status