Share

"Aku tidak rela Qiara dekat dengan sosok pria lain selain aku. Aku ayahnya, dia hanya boleh bermanja padaku."

Pov Nafisah.

"Naf," panggil Tiara, "Aska telpon. Katanya mau bicara sama kamu." Masih dengan memakai celemek wanita berhijab itu muncul dari dapur dengan membawa centong sayur ditangan kiri dan ponsel di tangan kanannya.

"Sudah biar diterusin Siti. Kayaknya penting," lanjutnya sambil mengulurkan ponselnya ke depanku.

Tak langsung ku terima, lebih dulu aku mengelap tanganku dengan serbet untuk menghilangkan bekas bumbu dan minyak dari makan yang Sedang aku packing.

"Maaf, ya Sit," ucapku sedikit tak enak meninggalkan Siti melanjutkan pekerjaan sendirian.

"Gak papa Mbak, cuma tinggal dikit," jawab gadis 20 tahun itu.

"Kenapa dia nelpon kamu?" tanyaku dengan suara berbisik.

"Katanya dia nelpon kamu tapi gak bisa. Makanya dia nelpon aku." Jelasnya kembali menyodorkan ponsel yang sudah terhubung.

Kuhela nafas panjang menghalau rasa yang harusnya sudah tak ada untuk laki-laki yang sudah menjadi masa laluku itu.

[Ass.......] Salamku terputus oleh rentetan kalimat dari seseorang diseb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status