Share

Lamaran.

Pukul 3 dini hari tadi pesawat yang ditumpangi Bang Arsya mendarat di bandara. Abangku satu-satunya itu sedikit ragu saat kuminta lagi untuk datang lagi ke kota ini. Tiga minggu lalu aku juga sempat memintanya datang namun aku batalkan setelah drama perdebatan di taman sepulang dari membeli perhiasan.

Bang Arsya sempat ragu dan sangsi begitu aku kembali menelpon untuk memintanya datang sebagai wali untuk lamaran yang sebelumnya dibatalkan.

"Jika bisa datanglah, Mas. Untuk urusan diterima atau tidak biarlah jadi takdir Alloh. Ini adalah salah satu dari ikhtiarku untuk mendapatkan jodoh." Kataku dua hari yang lalu.

"Kamu laki-laki, gak malu apa ditolak dua kali?" Suaranya terdengar bernada tak suka.

"Datanglah sebagai Kakakku. Masalah malu biar aku yang menanggungnya." Jangankan dua kali, ditolak sepuluh kali pun aku tak akan mundur.

Masa laluku lebih memalukan dibanding dengan penolakan Nafisah atas cintaku. Jika hari ini aku kembali ditolak masih ada hari esok dan seterusnya. Satu,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status