Share

Si Kucing Emas

Sutan Kobeh tertawa terbahak-bahak sembari menepuk-nepuk punggung Masuga.

“Kau bahkan jauh lebih baik, Masuga,” ujar sang empu rumah. “Mari-mari, kawan, masuklah ke gubukku ini.”

Masuga tersenyum. “Jangan terlalu merendah,” ujarnya. “Nanti Datuk bisa dipijak orang lain.”

Kembali Sutan Kobeh tertawa-tawa, sembari merangkul bahu sang Hulubalang Kerajaan tersebut, Sutan Kobeh membawa tamunya itu memasuki ruangan depan yang luas itu.

“Lihat siapa yang bicara?”

Masuga hanya tersenyum saja, tak hendak berbalas ucapan lagi sebab ia tahu akan ke mana ucapan itu berujung.

“Seorang Hulubalang Kerajaan,” ujar Sutan Kobeh. “Gagah, tampan, dan masih saja melajang yang selalu saja menolak gadis-gadis cantik yang mencoba mendekat.”

Apa kubilang? Masuga tertawa dalam hatinya.

“Kau akan terus menertawaiku?”

Bukannya berhenti, Sutan Kobeh tetap

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status