Share

Bukan Angin Lalu

“Apakah Datuk Hulubalang hendak menuju ke sana,” tanya Darna Dalun. “Biarlah saya yang mengantarkan Datuk.”

“Tidak,” kata Masuga. “Sudah tidak berguna lagi.”

“Maksud kau, Masuga?” Sutan Kobeh melirik pada Darna yang juga melirik kepadanya.

“Itulah yang sangat aku sayangkan,” Masuga menghela napas dalam-dalam, wajahnya membayangkan kesedihan dan kemarahan sekaligus. “Rumah Sialang Babega sudah rata dengan tanah, dibakar seseorang.”

“Hah…?!”

Sutan Kobeh dan Darna Dalun benar-benar pandai memainkan peranan mereka. Berpura-pura terkejut dan tidak mempercayai ucapan Masuga.

“Kau bergurau kan, Masuga?” ujar Sutan Kobeh dengan tangan gemetar menunjuk-nunjuk Masuga.

“Tidak, aku tidak sedang bergurau.”

“Tidak mungkin, Masuga!” ujar Sutan Kobeh, bahkan ia sampai terlonjak dari duduknya. “Sialang Babega itu punya kesaktian yang tidak bisa dianggap enteng.”

“Ayah!” Darna Dalun pun ikut berdiri. “Lebih baik kita ke sana seka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status