Share

Kecemasan Ayah dan Anak

Dan ketika telapak tangan pemuda itu sudah mulai kurang ajar dengan menangkup buah dadanya, Lamina tidak punya pilihan lain selain mendorong dada pemuda itu dengan kasar sehingga Darna jadi menjauhinya.

“Hentikan, Darna!” dengan wajah merah yang bercampur malu tak terhingga.

“Dasar wanita munafik!” Darna menyeringai.

“Jaga mulutmu!”

Darna Dalun mengangkat satu tangannya. Sorot mata sang ibu tiri seperti hendak mencekik lehernya.

“Kau hendak menamparku, hah?” ucap Lamina dengan mata berkaca-kaca namun ia masih menekan suaranya agar tidak didengar oleh orang lain alih-alih Sutan Kobeh sendiri.

Lamina benar-benar merasa dipermalukan oleh anak tirinya itu. Tidak di hadapan orang lain melainkan di mata para Dewa dan Dewi di Swarga sana.

“Lakukan saja, Darna!” ujar Lamina dengan air mata yang bergulir menuruni lereng wajahnya. “Lakukan, agar orang gagah Hulubalang Kerajaan itu mendengarkan suara jeritanku!”

“Apa kau bilang?”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status