Allen baru datang dari dari markas miliknya, dia berjalan dengan lesu karena kehilangan anak buah yang terbaik. Namun yang lebih membuatnya marah adalah pesan yang dikirimkan oleh nomor yang disembunyikan. Seolah oleh orang itu sedang menantang dirinya. Terutama terhadap Papanya. “ Kira-kira siapa orang yang telah menghabisi anak buah aku? Kenapa terlihat sangat misterius namun tidak bisa di remehkan sama sekali. Orang ini punya kebencian yang sangat mendalam pada Papa dan juga Tante Ambar. Apakah dia berasal dari orang masa lalu? Jika itu benar, maka semuanya hancur sudah” ucap Allen sambil menyandarkan tubuhnya di sofa. Kepalanya pening, masalah terus bertumpuk.“ Apakah aku harus segera ke luar negeri, supaya aku aman? Aku tidak mau di penjara” monolog Allen. Allen bukan orang bodoh yang akan membabi buta. Hingga kini dia tidak bisa melihat siapa musuh sebenarnya. Sedangkan sang musuh bebas bergerak karena Allen tidak mengenalinya. “ Aku yakin ini bukan Sean, aku sangat tahu
Allen saat ini berada di depan gedung Hill Corporation, dia sangat yakin jika Sean masih ada di kantor, apalagi lantai paling atas masih ada beberapa lampu yang menyala. Untuk itu malam ini dia memutuskan untuk menemui Sean ataupun Joe. Allen langsung menghentikan mobilnya tidak jauh dari sana, kemudian dia langsung turun dan berjalan ke gerbang melewati orang orang yang sedang membawa kamera. Dia berjalan dengan santai, tanpa mempedulikan mereka yang sedang menunggu Sean keluar dari kantornya. Namun begitu sampai di depan gerbang Hill Corporation, wartawan langsung mengerubuti Allen. Semua orang tahu jika Allen adalah sahabat Sean. Meskipun dalam enam tahu terakhir tidak kelihatan bersama. Namun dengan munculnya Allen di sini saat Sean mendapatkan kasus, semua orang langsung mengejar Allen untuk mendapatkan informasi yang sangat penting. “ Tuan muda Allen apakah Anda ke sini untuk menemui Tuan Sean? Apakah berita yang beredar adalah benar adanya jika Tuan Sean mengalami depresi ya
Tiga orang sedang berkumpul dalam satu ruangan, dan yang satu ada di kursi roda. Mereka semua terlihat misterius apalagi ada penjaga bayangan yang menjaganya sangat ketat. Dilihat dari cara mereka memandang sesuatu, terlihat mereka seperti orang yang cerdas dan juga berkelas. “ Kita awasi Iblis Marco dan Juga Ambar itu, aku sangat yakin kali ini dia akan meminta Sean untuk menyerahkan perusahaan padanya. Itu tujuannya!. Aku tidak sabar untuk melihat kedua orang itu hancur” Ucap seseorang yang ada di kursi roda. “ Lalu apa yang akan kamu lakukan, aku akan membantu dengan sekuat tenaga. Jika saat ini juga kamu menginginkan Marco di tangkap aku akan melakukannya. Apakah perlu kita publikasikan siapa dalang kematian Gaina?” sahut lawan bicaranya. “ Saya masih ingin tahu bagaimana cara anak itu mengatasi masalahnya, apakah dia akan dengan ikhlas memberikan perusahaan itu pada Marco ataukah dia akan mempertahankan aset milik keluarga Hill” ucapnya, namun dalam hatinya dia berharap Sean bi
Sama halnya dengan Sean malam ini dia tidak tidur, begitu juga dia malas untuk pulang padahal di depan perusahaannya sudah sepi, tidak ada wartawan sama sekali. Namun dia lebih memilih mengurung diri di kantornya. Sementara Joe sudah pulang sejak beberapa jam yang lalu.Sebenarnya Sean tahu jika dia pulang malam ini, pasti besuk pagi Marco dan Ambar akan mendatangi rumahnya. Pasti papa palsunya akan meminta peruaahaannya.“ Begini amat jalan hidup aku, apa kesalahan yang pernah aku buat, kenapa semua orang sangat membenciku? Dan apa salahnya keluargaku? Apakah menjadi baik adalah kesalahan? Ayah dan kakek hanya ingin menolong orang lain, tapi orang itu tidak tahu terima kasih. Mungkin Allen marah padaku karena merasa Papanya sudah aku rebut. Tapi yang sebenarnya terjadi, Papa dia sudah menghancurkan aku. Bahkan aku besar bersama Bibi pelayan, Marco dan Ambar hanyalah simbol dihadapan semua orang” ucap Sean sambil merebahkan tubuhnya di kamar pribadinya yang ada di ruang kantornya. Se
Allen bangun karena suara ponsel miliknya yang meraung raung karena panggilan masuk ke ponselnya.Siapa lagi jika bukan Papanya yang sudah heboh di pagi buta seperti ini. Apalagi jika bukan karena ingin menyampaikan sesuatu yang penting pada anaknya.“ ish! Kenapa sih pagi pagi sudah mengganggu orang tidur saja? Tidak tahu apa jika semalam saya tidak banyak tidur” gerutu Allen, namun dia tetap bangun dan langsung mengambil ponselnya.Ya, semalam Allen memang tidak tidur dia terlalu senang menertawakan Sean. Selain itu Allen juga sibuk menghubungi temannya yang seorang Jurnalis, Allen mengirimkan foto kusut milik Sean pada temannya itu supaya temannya ada kerjaan.“ Halo, ada apa lagi sih, Pa! Pagi pagi sudah menelpon Allen” ucap Allen dengan suara serak khas bangun tidurnya.“ Allen lihatlah berita yang saat ini beredar” ucap Marco pada anaknya dengan panik.Allen langsung terkejut saat mendengar nada bicara papanya terdengar panik.“ Berita apa pa, mengenai foto Sean yang beredar sep
Xaquil mengeliat bangun saat mendengar suara lembut seperti bisikan yang ada di dalam kamarnya. Dia membuka matanya dan langsung melihat ke samping tempat tidur adiknya, namun dia tidak mendapati adiknya di atas ranjang.' Tumben banget Xavier pagi pagi sudah bangun? Dan kemana perginya anak itu' batin Xaquil kemudian dia langsung duduk dan mencoba mengumpulkan nyawanya, sesekali sambil menguap.Namun, tiba tiba dia terkejut saat mendengar suara bisik bisik di sekitar kamarnya lagi dan lagi. Untuk itu dia langsung menoleh ke sekitarnya. Namun, Nihil! Tidak ada siapapun.' Aneh, suara apa itu, tidak mungkin pagi pagi ada hantu kan' batin Xaquil kemudian dia turun dari ranjangnya lalu berjalan dengan pelan pelan menuju kamar mandi.Tidak ada siapapun! Saat dia membuka kamar mandinya, tidak mau menyerah, akhirnya Xaquil memutuskan untuk berkeliling kamar dengan langkah yang sangat pelan.' Hem! Itu apa yang ada di balik gordeng?' Batin Xaquil kemudian dia melangkah sambil jinjit dan den
Sementara itu, Sean juga terbangun, namun dia masih malas untuk membersihkan diri dengan air di kamar mandi.Dia hanya berguling ke kanan dan ke kiri tidak jelas. Biasanya jika pagi pagi dia sudah mencium aroma harum dari masakan bibi, tapi hari ini dia tidak mencium makanan apapun. Karena dia berada di kantornya. " Oh iya aku lupa belum memberitahukan pada Bibi jika aku tidak pulang, jangan sampai Bi Asih menungguku semalam suntuk" ucap Sean kemudian meraih ponselnya dan segera menghubungi Bibi Asih.[ Halo Tuan Muda! Semalam tidur di mana? Apakah Tuan baik baik saja? Bagaimana makan Tuan semalam?] Sean langsung mendengar suara Bi Asih yang melemparkan banyak pertanyaan padanya. Dia benar benar bisa mendengar nada khawatir dari wanita paruh baya yang selama ini setia menemaninya. Hati Sean menghangat saat bersama dengan Bi Asih. " Bibi Maaf, Sean lupa memberitahukan pada Bibi jika semalam tidak pulang, Sean tidur di kantor, dan Bi Asih jangan khawatir, aku makan dengan baik" ucap S
Ddddrrreeet!Dddrrreett!" Benar dugaan kamu, Bos! Allen menelpon aku" ucap Joe sambil memperlihatkan layar ponselnya pada Sean.Sean langsung mencebikkan bibirnya. " Angkat saja dan katakan kalau aku mandi" ucap Sean dengan santainya. Meskipun penasaran dengan Allen, namun Sean tidak terlalu ingin tahu. Dia sudah bahagia dengan pesan anak anaknya yang lucu. Memang benar kata orang anak anak membawa kebahagiaan tersendiri untuk orang tuanya. Apapun masalahnya jika sudah bertemu dengan anak maka semuanya akan selesai dengan sendirinya.Joe menghela napas dengan panjang, dia sebenarnya malas tapi dia juga penasaran dengan Allen, apa yang ingin dia sampaikan.Untuk itu Joe mengangkatnya dan menyalakan speaker supaya Sean bisa mendengarnya juga." Halo Allen, apa kabarnya?" Ucap Joe berbasa basi dengan Allen.[ Joe, kamu sudah di kantor kan? Aku juga sudah di Hill Corporation. Aku ingin bertemu dengan Sean, apakah kamu bisa membawaku ke atas karena ada beberapa hal yang ingin ku bicarakan