Share

Diabaikan

“Nggak pulang, Zam?”

Azam menoleh. Dito, teman nongkrongnya kali ini, sudah bersiap meninggalkan lokasi yang menjadi markas tunggu.

“Entar dulu. Masih nunggu orderan satu lagi gue,” jawab Azam.

Pria itu melirik ponsel yang berkedip-kedip. Gegas meraihnya, lalu tersenyum lebar.

“Panjang umur!” serunya dengan suara riang, lantas menunjukkan layar ponsel yang masih menyala pada temannya.

“Jalan dulu, gue!”

Pamit Azam sambil menepuk pundak Dito.

Dito melihat jam di pergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Pria berjaket kulit warna hitam itu menggelengkan kepala melihat temannya yang masih mengambil orderan di jam selarut ini.

“Hati-hati, Zam!” seru Dito ketika suara motor besar Azam bersiap melaju di jalan beraspal.

Azam hanya menjawab dengan acungan jempol, lalu segera bergabung dengan para pengendara kendaraan bermotor di jalanan yang ramai.

“Kayak udah capek, mata juga udah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status