Selesai berbicara, Brandon melempar ponselnya ke sisi Hardi.Hardi mengangkat panggilan dengan kebingungan. Seketika wajahnya berubah muram. “Bu Karen, ternyata Ibu, ya! Iya, iya, iya, semua ini salahku! Salahku!”“Pak Presdir, kami tidak tahu diri. Maaf sudah menyinggung Bapak!”Selesai berbicara, Hardi langsung membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada Brandon. Kemudian, dia memerintah anak buahnya untuk segera meninggalkan tempat.Bercanda! Mana berani Hardi menyinggung orang ini?!“Pak … Pak Presdir?” Setelah mendengar ucapan Hardi, sekujur tubuh Nelson langsung gemetar. Saat ini, dia hanya merasa tatapan Nelson menggelap, dan dia pun jatuh duduk di lantai sambil bergumam, “Mana mungkin? Seorang pecundang malah benar-benar jadi presdir baru perusahaan? Nggak mungkin! Nggak mungkin!”“Nggak mungkin!” Semua orang juga tidak percaya dengan apa yang didengar mereka ….”Nelson terus menggeleng. Dia merasa dunia ini sudah gila. Nelson tidak percaya, si pecundang itu bisa menghancurkan
“Sepertinya masalah tidak semudah itu.” Renald mengerutkan keningnya. Jika masalah ini gampang untuk diselesaikan, sebelumnya dia juga tidak akan meminta bantuan Nelson.Herman memukul meja, lalu berkata, “Kalau ada yang berhasil mendapatkan dana investasi dari Perusahaan Investasi Sinjaya, dia akan menjadi proyek manajer dari proyek kawasan pusat bisnis ini!”Perlu diketahui, proyek kawasan pusat bisnis ini adalah proyek terbesar Keluarga Limantara! Jika bisa menjadi manajer proyek, mungkin saja orang itu akan menjadi Kepala Keluarga Limantara!Begitu ucapan Kakek Herman dilontarkan, mata semua orang menjadi terbelalak. Hanya saja, sangat sulit bagi semua orang untuk bisa menjalin hubungan dengan Perusahaan Investasi Sinjaya ….“Kakek.” Tiba-tiba Martin berdiri. “Belakangan ini aku kenal dengan seorang cewek cantik. Dia itu manajer administrasi Perusahaan Investasi Sinjaya. Seharusnya dia punya wewenang dalam perusahaan. Bagaimana kalau aku ajak dia ketemuan untuk bahas masalah ini?”
“Benar, tapi hubungan aku dengan dia hanya sebatas kenal saja. Entah kenapa dia tiba-tiba telepon aku.” Winnie menutupi ponselnya sambil berbisik.Brandon tersenyum. “Tidak usah hiraukan dia.”“Baik!” Winnie mengambil ponsel berjalan keluar ruangan. Dia berkata dengan dingin, “Presdir kami suruh aku nggak usah hirauin kamu.”Kemudian, Winnie segera menutup panggilan. Si Martin ini memang dungu!…Di sisi lain, senyuman di wajah Martin spontan terkaku. Dia langsung memaki, “Seorang manajer administrasi saja belagu banget! Dia kira dia itu siapa? Malah nggak mau hiraukan aku! Kenapa dia begitu meremehkan Keluarga Limantara?”Anggota Keluarga Limantara saling bertukar pandang. Apa mereka tidak salah dengar? Orang di ujung telepon mengatakan presdir baru tidak ingin menghiraukan Martin?!“Kakek, Perusahaan Investasi Sinjaya keterlaluan sekali!” ucap Martin dengan geram. “Bisa-bisanya mereka berbicara seperti itu. Jelas sekali kalau dia itu meremehkan kita! Bagaimana kalau aku cari orang un
Herman berpikir sejenak, lalu menganggukkan kepalanya. Semua orang tahu bahwa Kakek Herman sangat memanjakan Martin. Dia pun langsung menatap Hannah, “Benar apa kata Martin! Hannah, kalau begitu, kamu coba dulu. Jangan tunda-tunda waktu lagi, besok … besok kamu ke Perusahaan Investasi Sinjaya untuk bahas masalah kerja sama. Kamu harus berhasil, kita tidak ada pilihan lain lagi!”“Kakek, aku merasa ….” Hannah merasa tertekan. Hari ini presdir baru itu baru saja memarahi Martin. Jika Hannah pergi mencarinya besok, bukannya sama saja dengan minta dihina?Namun, Kakek Herman tidak memberi Hannah kesempatan untuk melanjutkan ucapannya. Dia berkata, “Masalah ini sudah diputuskan. Yang perlu kamu lakukan saat ini adalah menjalankannya, dan bukan cari alasan!”Ketika mendengar ucapan itu, semua anggota Keluarga Limantara yang lain spontan merasa lega. Mereka merasa beruntung lantaran tugas berat itu tidak diberikan kepada mereka.Tansri pulang ke rumah dengan ekspresi muram. Sejak awal, Kakek
Sore hari di Kediaman Limantara.Anggota Keluarga Limantara kembali berkumpul. Mereka semua bisa berkumpul lantaran sudah mendengar kabar investasi 600 miliar dari Perusahaan Investasi Sinjaya.Mereka sungguh tidak menyangka Hannah berhasil menjalankan misi itu. Kenapa bisa begini?Hannah adalah putri dari anak ketiga Herman. Biasanya dia tidak begitu disukai dalam Keluarga Limantara, apalagi perusahaan juga mengalami kerugian yang cukup besar. Mereka semua bahkan berencana untuk mendepak Hannah keluar dari Keluarga Limantara.Alhasil, sekarang kontrak perjanjian investasi bahkan sudah dicap stempel Perusahaan Investasi Sinjaya. Bukannya itu berarti Hannah sudah berjasa besar terhadap kemajuan Keluarga Limantara?Orang yang paling tidak memercayai kenyataan ini tak lain adalah Martin. Sebab, orang-orang pasti akan mencapnya sebagai orang yang tidak berguna.“Hannah, apa kamu yakin kamu nggak lagi berbohong? Kamu nggak bertemu dengan presdir baru, tapi kamu malah mendapatkan kontrak? Ko
Pada saat ini, Kakek Herman sudah selesai membaca kontraknya. Dia bahkan mengeluarkan kaca pembesar untuk melihat cap stempel dengan saksama. Kemudian, Kakek Herman pun melambaikan tangannya.“Jangan ribut lagi! Kontrak ini kontrak asli. Hanya saja, ucapan Martin tadi ada benarnya juga. Kontrak ini pasti bukan dibuat dalam waktu singkat, bisa jadi sudah dibuat dari semalam ….”“Tentu saja, Hannah juga sudah berkontribusi dalam masalah ini. Hanya saja, semalam Martin sudah dihina. Kontribusinya lebih besar.”Setelah mendengar ucapan ini, Martin langsung melirik Hannah dengan arogan. Dia pun memberi hormat kepada Kakek Herman. “Kakek, sebagai bagian dari Keluarga Limantara, aku bersedia untuk melakukan apa pun. Penghinaan itu bukanlah apa-apa bagiku! Aku bahkan rela dipukul kalau memang akan menguntungkan Keluarga Limantara!”“Kakek, aku rasa presdir baru ini seharusnya dapat melihat nilai dari proyek di kawasan pusat bisnis. Itulah alasan kenapa dia bisa memodalinya dalam jumlah besar.
Sebenarnya Karen mengantar Brandon dengan mobil Bentley, tapi jalanan malah macet. Brandon langsung mengeluarkan sepeda elektrik dari bagasi belakang. Saat di pertengahan jalan, sepeda elektriknya malah rusak, dan Brandon jatuh ke dalam lubang. Itulah sebabnya dia bisa terlihat sangat menyedihkan.Saat Brandon hendak pergi mandi, Jocey malah berbicara, “Tuh si pecundang sudah pulang! Brandon, jangan-jangan kamu jatuh ke selokan, ya? Memalukan sekali!”Brandon juga malas meladeni Jocey. Dia meletakkan kantongan plastik ke ujung ruang tamu, lalu berencana pergi membasuh tubuhnya.“Brandon, kamu masih berani pulang? Kamu kira tempat ini hotel apa? Bisa datang pergi sesukamu?” Saat ini terdengar suara jeritan Tansri, dan raut wajahnya terlihat sangat muram.Jika bukan gara-gara si pecundang ini, mana mungkin kerja keras Hannah akan direbut oleh Martin? Brandon memang pembawa sial!Chloe juga sudah keluar dari kamarnya. Dia memelototi Brandon, lalu berkata, “Brandon, kenapa kamu kotor sekal
Tidak ada bedanya Brandon dengan Nelson, mereka sama-sama adalah lelaki tidak tahu diri! Jadi, kemungkinan mereka berdua bersekongkol sangatlah tinggi. Jika tidak, kenapa Brandon akan baik-baik saja?“Jocey! Angel! Cukup!” Akhirnya Brandon sudah tidak bisa bersabar lagi. Dia melangkah maju, lalu menatap kedua wanita di hadapannya.Tidak dipungkiri Jocey dan Angel adalah cewek cantik. Satunya seksi dan satunya lagi imut.Ketika melihat Brandon sedang menatapnya, Jocey pun menunjukkan ekspresi meremehkan. Apa si pecundang ini berani memendam perasaan terhadap sahabat istrinya? Sungguh tidak tahu malu!“Seingatku, aku pernah bilang aku akan menambal 10 miliar perusahaan istriku? Kalau aku bisa melakukannya, kamu akan penuhi semua kemauanku?” ucap Brandon terhadap Jocey.“Betul! Aku pernah mengatakannya!” Jocey langsung berdiri, dan hampir mengenai dada Brandon. “Mana duitnya? Kalau kamu nggak sanggup keluarin duit itu, aku akan beri pelajaran sama kamu.”“Benar, kalau kamu sanggup, cepat