Share

BAB 96

"Nanti akan aku ceritakan begitu aku sampai di sana, kakek ikutlah dengan mereka. Tuan Arthur akan menyambut kakek di sana," balas Austin.

Tak ada balasan lagi dari Tuan Jacob, beliau menutup sambungan telpon dan mengikuti pengawal Arthur dengan patuh. Kakinya telah lumpuh, ia tak bisa ke manapun tanpa bantuan kursi roda dan orang lain.

Sedangkan Austin, pria itu merebahkan tubuh berharap semua akan baik-baik saja begitu kakek sudah berada di tangannya. Pandangannya menoleh, menatap Peter yang masih tak sadarkan diri.

"Sampai kapan pun aku tak akan pernah melupakan kebaikanmu," gumam Austin.

Lambat laun mata semakin memberat, ia pun menjemput alam mimpi dengan damai. Malam berlalu begitu saja, Peter terbangun lebih dulu. Pria berhati baik itu merasa bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup.

Ia pun teringat dengan keluarganya di Madripoor City.

"Pasti mereka cemas karena aku tak memberi kabar," gumamnya.

Dengan menahan sakit di dada, tangannya turulur mengambil ponsel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status