“Nggak mungkin!” pekik mereka hampir bersamaan sembari menggelengkan kepala.Ayyara dan Jamal tersenyum puas melihat perubahan raut wajah mereka yang tampak memerah.“Bagaimana? Kalian sudah percaya?” tanya Ayyara. “sudah aku bilang dari awal, aku datang ke sini karena rumahku di sini, bukan berselingkuh seperti apa yang kalian tuduhkan,” imbuhnya kemudian meluapkan kekesalannya.Margareth mendongak, “Oke, baiklah. Kamu nggak berselingkuh, tapi aku nggak percaya sama sekali kalau suamimu bisa beli rumah ini,” sinisnya. Lalu dia menatap tajam pada Raja. “Ngerampok dari mana lagi uang, kamu? Kemarin kamu ngerampok uang buat beli kalung, sekarang kamu ngerampok buat beli rumah mewah. Ngaku, kamu! Pria miskin kayak kamu nggak mungkin bisa punya banyak uang dalam sekejap!” cecarnya.“Oh atau jangan-jangan selama ini kamu pakai pesugihan dengan menumbalkan banyak nyawa?” tuding Bahri.Margareth dan Radit setuju dengan tebakan Bahri.“Kok aku baru kepikiran ke sana, ya. Pantas saja nggak ada
“Dia adalah Raja Elvano Darmendhara, anak Pak Banara Darmendhara,” ungkap Jamal. “Pak Raja keturunan keluarga terkaya di dunia. Pak Raja mewariskan semua kekayaan keluarganya.”Ayyara menganga, tetapi dia masih belum percaya. Dia yakin Raja pasti meminta bantuan Jamal untuk menghibur dirinya dengan berkata demikian.Ayyara menatap lembut pada Raja, “Mas, terima kasih Mas selalu berusaha bikin aku tersenyum bahagia. Tapi, Mas nggak perlu berpura-pura lagi menjadi orang lain. Mas cukup jadi diri sendiri, sudah bikin aku bahagia. Ara tulus mencintai Mas Raja.”Raja dan Jamal terharu mendengar ketulusan Ayyara. Hanya satu atau dua dari 100 wanita yang memiliki sifat seperti itu.mata Ayyara seketika berkaca-kaca, apalagi ketika dia mengingat keluarganya memojokkan dirinya karena telah memilih Raja sebagai suaminya. Dia menolak menikahi pria-pria konglomerat karena cintanya hanya untuk Raja–walau statusnya hanyalah orang miskin.Ayyara melanjutkan kalimatnya, “Jadi, aku mohon Mas Raja jawa
“Dia Fahmi,” jawab Nugraha. “Kakek berhutang 150 juta ke pengusaha beras bernama Fahmi, dan seharusnya dibayar seminggu yang lalu,” jawab Nugraha. Dia lalu tersenyum menatap Ayyara. “Jangan menangis, kita pasti bisa melewati semua ini.”“Iya, kek. Kalau begitu Ayyara akan mengambilnya sekarang,” balas Ayyara sembari mengusap air matanya.“Kuncinya ada di laci meja, passwordnya 180976,” ucap Nugraha.Ayyara mengangguk sebagai pertanda mengerti maksud dari Nugraha. Dia pun keluar dari ruangan bersama Raja.Setelah menjauh dari ruang perawatan Nugraha, Ayyara menahan tangan Raja untuk berhenti melangkah.“Ada apa, Ara?” tanya Raja.Ayyara menatap dalam-dalam netra sang suami, “Kalungnya dijual ya, Mas. Kita harus bantu Kakek.”Raja menatap serius pada Ayyara, “Tidak!” tegasnya “aku tidak mengizinkanmu untuk menjual kalung itu!”“Mas?” Ayyara berseru karena Raja tidak mau mengerti. “Kakek dalam kesulitan, kita harus membantunya. Kalau Mas nggak enak hati sama klien Mas yang ngasih kalung
“Mas Raja,” jawab Ayyara. “Raja?” Terdengar suara Nugraha yang keheranan. “Kamu bercanda?”“Nggak, Kek. Memang mas Raja yang melunasi hutang Kakek,” jawab Ayyara, walau dia sendiri masih tidak percaya.“Kenapa Raja bisa membayar hutang Kakek dengan cepat? Padahal Kakek belum ngasih nomor kontaknya Fahmi? Apa Raja mengenal Fahmi?” tanya Nugraha seolah-olah mengintrogasi.Kalimat itu menyadarkan Ayyara. Dia sendiri tidak tahu mengapa Raja bisa membayar hutang Nugraha secepat kilat. ‘Apa yang Mas Raja lakukan di belakangku? Kenapa dia barusan memaksaku biar cepat pergi ke kantor?’ pikir Ayyara–curiga.‘apa mungkin Mas Raja menyuruh preman buat mengancam orang yang bernama Fahmi biar hutang Kakek lunas tanpa dibayar?’ pikirnya lagi, tetapi dia segera menggelengkan kepala. ‘Nggak! Nggak mungkin Mas Raja melakukan hal sejahat itu!’“Ayyara?” Terdengar panggilan Nugraha. “Kenapa diam? Sekarang kamu dan suamimu ada di mana?”“Ah iya, iya maaf, Kek … Ayya ada di kantor. Sebenarnya Ayya juga
“Akhirnya aku menemukanmu, pria tampan,” kata wanita itu dengan tatapan menggoda. “sudah lama aku mencarimu. Akhirnya kita dipertemukan, sepertinya kita memang berjodoh.”Raja sekilas memperhatikan wanita itu, tetapi dia tidak mengenalnya. Akhirnya dia meninggalkan tempat setelah pesanan kuenya selesai.Raja baru sadar wanita itu mengikutinya setelah memanggilnya.“Tunggu! Mau ke mana kamu, pria tampan?”Raja menghiraukan panggilan wanita itu. Dia menghampiri taksi yang berada di sekitar sana, tetapi wanita itu tetap mengikutinya.Raja yang merasa terganggu, dia pun berkata tegas pada wanita itu, “Ada keperluan apa? Aku tidak mengenal anda. Dan aku tidak punya urusan dengan anda. Sebaiknya anda menjauh dariku,”Wanita itu malah tersenyum, “Apa kamu nggak mengenalku, pria tampan?” Wanita itu mendekatkan wajahnya, tentu Raja merasa jijik dan segera membuka pintu taksi. Namun, pintu baru dibuka, wanita itu menerobos masuk ke dalam terlebih dahulu.“Aku Ulva, mantan karyawan toko Jewelle
“Adakah rahasia lagi yang Paman sembunyikan?” tanya Raja dengan tatapan penuh arti. Wajah Bahri memucat dengan keringat dingin di wajahnya tambah banyak, tangannya juga gemetar. Dia yakin Raja telah mengacak-ngacak meja kerjanya dan menemukan rahasianya yang disimpan rapat-rapat.“Sialan! Semakin lancang kamu!” bentak Margareth sembari melayangkan sebuah tamparan ke arah Raja.Raja memundurkan kepalanya, dan tamparan itu bagaikan sekedar angin yang lewat di depan wajahnya.Raja justru memberikan sindiran pada Bahri, “Sepertinya Paman harus ke dokter, detak jantung Paman terdengar merdu.” Bahri benar-benar mati langkah. Tubuhnya semakin gemetar hebat dengan keringat semakin membanjir. Sialnya, bukan hanya semua orang yang memperhatikan dirinya, anak istrinya juga melihat raut wajahnya yang terlihat seperti maling tertangkap basah.“Ada apa, Pa? Papa sakit?” tanya Margareth beranggapan demikian.“Ya, Pa-pa sedikit pusing,” jawab Bahri tidak bisa menutupi kegugupannya. Dia lalu menyeka
Ulva menceritakan awal pertemuannya dengan Raja. Dulu, dia mengira pria itu hanyalah orang miskin yang nyasar datang ke toko perhiasan Jewellery Royal, tetapi nyatanya pria itu justru membeli kalung termahal seharga 1,1 triliun rupiah. Mereka yang mendengarnya justru manggut-manggut dengan senyuman lebar. Margareth menanggapi, “Hem jadi begitu. Raja penampilannya memang sederhana, tapi sebenarnya dia tajir melintir loh. Mobilnya banyak, rumahnya mewah, perusahaan yang tadi aja miliknya.” dia sekilas mengangkat sudut bibirnya melihat wanita itu tampak tersenyum puas. “dia punya istri sih, tapi kami gak suka dengan istrinya yang kampungan. Kalau kamu kan nggak … kamu cantik, seksi, pokoknya cocok deh untuk Raja,” pujinya supaya wanita itu masuk ke dalam perangkapnya.Walau dia harus akui kebohongannya berlebihan, tapi kesempatan emas ini tak boleh dilewatkan. Dia akan memanfaatkan wanita itu untuk merusak hubungan Raja dan Ayyara. Dengan begitu Raja pasti terusir dari keluarga Nugraha.
“Anak itu nggak boleh lahir,” gumam Margareth. Namun, di detik berikutnya justru senyumam licik terbit di bibirnya. “kehamilan Ayya ada gunanya. Aku akan memanfaatkannya untuk mengusir Raja.”Kening Radit berkerut, “Apa maksud, Mama?” tanyanya dengan suara pelan.“Orang hamil bawaannya suka sensitif. Rencana kita dengan Ulva pasti akan jauh lebih mudah,” jawab Margareth dengan senyuman seringai. ***Tiga hari berselang, Prince Group mengundang semua penanggung jawab perusahaan yang lolos seleksi pada tahap sebelumnya.Dengan perasaan khawatir gagal, Ayyara melangkah menuju ruangan pertemuan. Tanpa sepengetahuannya, Marcel mengikutinya tak jauh di belakang.“Ayya,” sapa Marcel.Ayyara merasa mengenal suara itu. Lantas dia pun menoleh ke belakang, “Pak Marcel?” dia mengeryitkan dahi. Setahu Ayyara, perusahan WNE Group bukan perusahaan di bidang makanan, tetapi mengapa Marcel berada di sini?Marcel mensejajarkan langkahnya dengan Ayyara. Dia pun kembali menyapa wanita itu dengan senyum