Share

133. Awal Rasa Curiga

“Baiklah, kalau begitu ikutlah. Tapi duduk di barisan paling depan agar saya tetap bisa memantaumu, okei?” ujar Nadhif.

“Tidak enak duduk di depan, Mas. Umi ahkan lebih suka duduk di belakang! Meskipun tidak pernah mendapatkan tempat di belakang! Tapi Nadina bisa! Nadina duduk di belakang saja, ya!!” rengek Nadina sambil memegang tangan Nadhif seperti seorang anak kecil yang meminta jajan kepada ayahnya.

Nadhif terkekeh kecil lalu menghentikan Nadina menggerak-gerakkan tangannya lalu memegang kepala wanita itu dan menatapnya intens.

“Tidak boleh!” pekiknya mantap sementara wajah sang istri malah cemberut.

“Kenapa tidak boleh? Nadina akan lebih nyaman berada di belakang karena bisa bersandar!” pekik Nadina.

“Tidak boleh, Sayang!” Nadhif mencubit ujung pipi Nadina sembari sedikit tersenyum. “Kalau kamu duduk di belakang dan terjadi sesuatu saya tidak akan bisa langsung tahu. Kalau kamu merasa belum cukup kuat untuk ikut kajian, maka tinggallah di sini dulu. Saya tak masalah untuk m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status